Jangan sampai prestasi olahraga Indonesia terus mengalami kemunduran
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo mengakui jika peraturan menteri (permen) terkait penyelesaian polemik kewenangan antara KONI dan KOI terlambat dari rencana yang ditetapkan.

"Permen minggu ini selesai, tapi baru sebatas internal. Setelah itu baru dikeluarkan," kata Roy Suryo di sela pembukaan "Pocari Sweat Championship 2014" di halaman Kemenpora, Jakarta, Rabu.

Pada awalnya orang nomor satu di Kemenpora itu akan mengeluarkan peraturan itu akhir Januari, namun hingga pertengahan Februari, peraturan yang diharapkan mampu menyelesaikan polemik KONI-KOI belum keluar.

Keterlambatan penerbitan permen terkait penyelesaian polemik antara KONI-KOI, kata dia, karena pihaknya tidak ingin ada celah sehingga akan permasalahan kewenangan yang ada saat ini bisa dituntaskan.

Roy menegaskan, dalam permen dijelaskan secara detail tugas dan wewenang kedua lembaga olahraga yang ada di Indonesia itu meski sebelumnya sudah tertuang dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN).

"Misalnya untuk pelantikan induk organisasi olahraga. Itu wewenangnya KONI. Untuk memberangkatkan atlet ke kejuaraan internasional baru wewenang KOI. Semuanya diatur dengan jelas," katanya menambahkan.

Dengan diterbitkannya permen, kata dia, diharapkan tidak terjadi lagi pelanggaran kewenangan seperti yang terjadi saat ini sehingga berdampak pada prestasi olahraga di Indonesia di kancah internasional.

"Jangan sampai prestasi olahraga Indonesia terus mengalami kemunduran. Kita harus secepatnya bangkit," kata lulusan Fisipol UGM itu.

Polemik yang terjadi antara KONI dan KOI berdampak cukup signifikan terhadap prestasi olahraga Indonesia. Salah satunya hasil SEA Games 2013 Myanmar. Indonesia sebagai juara bertahan harus terpuruk di posisi empat.

Selain masalah prestasi, polemik antara KONI dan KOI juga dipicu dengan kewenangan dalam melantik kepengurusan induk organisasi yang salah satunya PB Wushu. Urusan melantik seharusnya menjadi wewenang KONI namun dilakukan oleh KOI.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014