Beras yang disumbangkan untuk pengungsi itu selain warnanya coklat kehitaman, kondisinya juga hancur. Padahal beras bantuan Bulog itu jumlahnya tidak sedikit, yakni 60 ton,"
Malang (ANTARA News) - Ketua Komisi III DPR RI Pieter Zulkifli mempersoalkan bantuan beras yang diberikan oleh Bulog kepada pengungsi korban erupsi Gunung Kelud, Jatim karena kualitasnya jelek dan tidak layak konsumsi.

"Beras yang disumbangkan untuk pengungsi itu selain warnanya coklat kehitaman, kondisinya juga hancur. Padahal beras bantuan Bulog itu jumlahnya tidak sedikit, yakni 60 ton," kata Pieter di Malang, Rabu.

Ia mengaku dirinya melihat sendiri kondisi beras bantuan Bulog tersebut ketika dirinya mengunjungi posko pengungsian di GOR Ganesha Kota Batu, akhir pekan lalu.

Menurut dia, beras untuk para pengungsi yang diberikan Bulog kurang manusiawi. Seharusnya Bulog menghargai para pengungsi, sehingga beras yang diberikan harusnya berkualitas baik.

Pieter menegaskan, dengan kasus beras yang tidak layak konsumsi itu, pihaknya akan memberikan laporan kepada Ketua Komisi IV DPR RI karena Komisi IV yang berwenang dalam mengawasi pendistribusian beras Bulog.

Sementara itu salah seorang pengungsi di GOR Ganesha asal Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Mashuri membenarkan pada beberapa hari lalu, nasi yang diberikan agak kehitaman, sehingga sebagian pengungsi tidak mau makan nasi jatah dari posko dan membeli di warung terdekat dan sebagian makan mi instan.

Menanggapi temuan dari Ketua Komisi III DPR RI itu, Wakil Kepala Bulog Divre VII Malang Gatot Hadiantoro mengakui adanya laporan terkait beras yang dikirimkan ke posko pengungsian tersebut tak memenuhi syarat konsumsi.

"Setelah ada laporan terkait kondisi beras bantuan Bulog itu, kami langsung akan mengganti beras tersebut dengan beras yang lebih bagus dan layak konsumsi, namun ketika Bulog akan mengganti beras tersebut, ternyata beras yang sebelumnya berada di gudang sebelah dapur umum pengungsi itu sudah kosong," ujarnya.

Karena sudah dimasak, katanya, beras yang dikirimkan seberat 60 ton untuk mengganti beras yang tidak layak konsumsi itu, akhirnya dikembalikan ke gudang Bulog yang ada di wilayah Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

"Beras yang sudah kami kirim itu akhirnya kami kembalikan lagi karena sampai saat ini Pemkab Malang belum mengajukan bantuan beras lagi untuk para pengungsi," ucapnya.

Beras bantuan Bulog Malang sebanyak 60 ton yang dikirimkan pada hari pertama warga mengungsi, Jumat (14/2) di lokasi pengungsian GOR Ganesha Batu tidak layak konsumsi, namun sudah terlanjur dimasak oleh petugas di dapur umum pengungsi.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014