Jakarta (ANTARA News) - Produsen kabel, PT Jembo Cable Company Tbk, pada Rabu meresmikan pabrik kabel fiber optik baru untuk memenuhi kebutuhan kabel sektor telekomunikasi dalam negeri yang meningkat.

Pabrik kabel fiber optik baru Jembo yang  berlokasi di Jalan Raya Padjajaran, Desa Gandasari, Kabupaten Tangerang, Banten, itu akan meningkatkan kapasitas produksi Jembo Cable menjadi 10 kali lipat, kata Direktur Pemasaran Jembo Cable Cahayadi Santoso kepada wartawan.

Ekspansi Jembo tersebut, kata Cahayadi, untuk memenuhi kebutuhan kabel fiber optik dalam negeri terutama untuk mendukung PT Telkom dalam pembangunan jaringan kabel fiber optik nasional, bukan saja untuk jaringan utama tapi juga hingga ke rumah-rumah.

Sekarang,"90 persen produksi kabel fiber optik Jembo untuk kebutuhan PT Telkom dan anak-anak usahanya, sedangkan selebihnya untuk operator-operator lain seperti Indosat, Next Media, MNC Global, Smartfren, dan lainnya," jelas Cahayadi.

Ditanya mengenai investasi pada pabrik baru itu, Direktur Keuangan Jembo Cable Antonius Benady mengungkapkan bahwa plant baru yang dibangun mulai awal 2013 tersebut telah menyerap investasi sekitar 2 juta dolar AS, dengan rincian 1,5 juta dolar untuk gedung dan 0,5 juta dolar mesin.

Investasi pembangunan pabrik baru kabel fiber optik Jembo didanai dari sebagian keuntungan tahun lalu dan penyusutan, sedangkan dana pinjaman bank hanya untuk modal kerja.

Dengan beroperasinya pabrik anyar itu, kapasitas produksi Jembo Cable naik 10 kali lipat menjadi 4500km kabel per bulan.

Benady menegaskan, Jembo Cable memprioritaskan produksi kabel fiber optiknya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu. "100 persen untuk dalam negeri."

Secara keseluruhan, bukan cuma fiber optik saja, termasuk kabel power, pada 2013 lalu penjualan mencapai Rp1,24 triliun, dengan Rp213 miliar di antaranya kabel fiber optik.

GM Marketing Telecomunication Jembo Cable, Indrawan Paimin, menambahkan bahwa untuk tahun ini Jembo menargetkan bisa menjual kabel fiber optik hingga Rp682 miliar.

Sementara nilai kontrak dengan Telkom hingga hari ini sekitar Rp260 miliar, termasuk pengadaan jasa terkait, sedangkan untuk operator-operator telekomunikasi lain jumlahnya belum besar hanya sekitar Rp10 miliar.

Pewarta: Suryanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014