Semarang (ANTARA News) - Bank Indonesia Wilayah V mencatat harga properti rumah hunian di Jawa Tengah pada triwulan IV tahun 2013 tumbuh melambat, terlihat dari Indeks Harga Properti Residensial hasil survei tumbuh 0,83 persen (quarter to quarter/q-to-q).

Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan BI Wilayah V Marlison Hakim di Semarang, Kamis, menyebutkan pertumbuhan harga properti tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya 1,27 persen.

"Pada triwulan ini indeks meningkat ke level 165,93 poin atau lebih rendah dari yang diekspektasikan sebelumnya 166,53 poin dan perkembangan indeks sejalan dengan IHPR nasional yang juga meningkat 1,77 persen menjadi 170,90 poin," katanya.

Perlambatan pertumbuhan harga properti tersebut terjadi pada rumah hunian tipe menengah yakni di atas 36 hingga 70 yang tumbuh 1,25 persen dan tipe kecil atau tipe 21 hingga 36 yang tumbuh 0,29 persen (q-to-q) atau lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya 2,44 persen (tipe menengah) dan 0,42 persen (tipe kecil).

Faktor penyebab melambatnya pertumbuhan harga, lanjut Marlison, diperkirakan karena beberapa pengembang mulai mengoreksi harga jual dengan menempuh berbagai cara di antaranya dengan memperkecil ukuran luas tanah.

Untuk rumah hunian tipe besar (tipe di atas 70) tercatat 0,94 persen atau relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 0,97 persen dan perlambatan pertumbuhan harga rumah hunian diperkirakan hanya bersifat sementara dan diprediksi kembali meningkat pada triwulan I tahun 2014.

"Prediksi meningkat karena didorong oleh naiknya harga rumah tipe kecil dan menengah, seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat terutama dari golongan kelas menengah," katanya.

Jika dilihat secara tahunan, pertumbuhan harga rumah hunian terus menunjukkan peningkatan yakni pada 2013 harga properti rumah hunian tumbuh 5,45 persen (year on year/y-o-y) atau meningkat dari tahun 2012 yang tumbuh 2,10 persen.

Kenaikan harga properti rumah hunian pada 2013 di antaranya, didorong oleh meningkatnya harga bahan bangunan, kenaikan upah pekerja, kenaikan BBM, dan naiknya harga tanah.

"Pada triwulan IV tahun 2013 harga tanah tumbuh 7,52 persen atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 5,29 persen dan kenaikan harga tanah terutama terjadi pada tipe menengah (9,31 persen pada triwulan IV, sedangkan triwulan sebelumnya 5,60 persen) dan besar (6,65 persen pada triwulan IV, sedangkan triwulan sebelumnya 1,65 persen)," katanya.

Sementara harga tanah untuk tipe kecil tumbuh melambat 6,73 persen, dibandingkan pertumbuhan harga triwulan sebelumnya 13,47 persen.(*)

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014