Kalau masalah pembayaran tiang belum selesai, berarti proyek monorel tidak bisa kita lanjutkan.
Jakarta (ANTARA News) - PT Jakarta Monorail (JM) mengakui proyek pembangunan transportasi massal monorel di ibukota terhambat karena kewajiban pembayaran tiang-tiang pancang yang belum ditunaikan kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk selaku pemilik pondasi tersebut.

"Kalau masalah pembayaran tiang belum selesai, berarti proyek monorel tidak bisa kita lanjutkan. Bahkan, walaupun kita sudah bicarakan masalah perjanjian dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI," kata Direktur Utama PT JM, John Aryananda, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, sampai dengan saat ini pihaknya masih menunggu hasil audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengetahui nilai total tiang pancang yang harus dibayar PT JM kepada Adhi Karya.

"Kita masih tunggu hasil audit dari BPKP. Jadi, kalau ada yang menyebutkan bahwa total yang harus kita bayar mencapai Rp193 miliar itu tidak ada landasan hukumnya," ujar John.

Ia menuturkan apabila proses audit yang dilakukan oleh BPKP tidak selesai pada bulan ini, maka kelangsungan pembangunan sarana transportasi berbasis rel tersebut akan kembali terhambat.

"Banyak ketertinggalan yang harus kita kejar, dan itu merupakan konsekuensi yang harus kita terima. Bagaimana pun, kami tetap menunggu hasil audit dari BPKP karena kami hanya akan membayar sesuai audit dari BPKP," tutur John.

Sementara itu, di tempat berbeda, Corporate Secretary PT Adhi Karya, M Apriandy, mengungkapkan pada 2010, BPKP telah melakukan audit terhadap tiang-tiang yang terbentang mulai dari Jalan Asia Afrika hingga Jalan HR Rasuna Said dengan total nilai 14,8 juta dolar Amerika Serikat.

"Kemudian, PT Adhi Karya dan Orthus Holdings (investor yang digandeng oleh PT JM) setuju menyewa appraisal independen KJPP Ami Nirwan Alfiantori (ANA) untuk lebih memastikan harga pondasi dan tiang pancang monorel itu. Lalu, didapatkan harga taksiran sebesar Rp193 miliar," ungkap Apriandy.

Akan tetapi, dia mengungkapkan harga tersebut masih dirasa belum tepat, sehingga Adhi Karya bersama dengan Orthus kembali melakukan pertemuan pada Januari 2013 dan menyepakati harga Rp190 miliar.

Ia menerangkan sejumlah pekerjaan fisik bangunan yang telah dilakukan oleh pihaknya, antara lain pembangunan tiang pondasi (board pile), pondasi (pile cap) serta tiang pancang (pier).

"Akan tetapi, kita belum bisa membangun stasiun untuk monorel karena biaya pembangunannya belum dibayar oleh pihak Jakarta Monorail," tambah Apriandy.

(R027)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014