Yogyakarta (ANTARA News) - Taman Budaya Yogyakarta kembali menyelenggarakan Gelar Seni Tradisi dengan harapan semangat kebersamaan yang dimiliki pelaku seni bisa "menular" ke masyarakat.

"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengapresiasi khasanah seni tradisi di DIY sekaligus menularkan semangat kebersamaan yang dimiliki pelaku seni tradisi kepada masyarakat sehingga masyarakat selalu siap menghadapi berbagai kemungkinan termasuk bencana alam yang terjadi," kata Kepala Taman Budaya Yogyakarta Diah Tutuko Suryandaru di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, kesenian tradisional merupakan sarana efektif untuk menautkan ikatan batin di antara masyarakat sehingga menimbulkan rasa kebersamaan.

Sikap kebersamaan tersebut, lanjut dia, merupakan modal penting bagi warga Yogyakarta untuk siap siaga menghadapi kemungkinan bencana alam yang selalu berpotensi terjadi di wilayah tersebut.

"Semangat kebersamaan ini menjadi salah satu alasan bagi Taman Budaya Yogyakarta menggelar program Gelar Seni Tradisi selama 2014," katanya.

Gelar Seni Tradisi pada 2014 akan diawali pada Minggu (23/2) pukul 10.30 WIB dengan menampilkan berbagai kesenian seperti tari klasik yang dibawakan oleh Pusat Olah Seni Retno Aji Mataram, dilanjutkan kesenian bangilun dari Kulon Progo, tari dari Sanggar Paguseta, dan jathilan dari Turangga Harjo Gunungkidul.

Sedangkan mulai pukul 17.00 WIB akan ditampilkan Reog Wayang "Bima Murti" dari Srandakan, dan malam harinya pada pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB akan ditampilkan wayang kulit dengan dalang Ki Sudiyono dari Pundong.

Kegiatan seni tersebut akan berlangsung sepanjang 2014, yang dilaksanakan setiap Minggu pada pekan terakhir setiap bulan dan masyarakat dapat menyaksikan berbagai kesenian tradisional tersebut secara gratis.

"Kami berharap, masyarakat lebih mengenal seni tradisi yang ada di lingkungan mereka. Dengan demikian, masyarakat akan memiliki kecintaaan terahdap seni tradisi tersebut," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014