Yogyakarta (ANTARA News) - Proses pembersihan Candi Borobudur akibat terpaan abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2) malam itu sudah mencapai 80 persen, sehingga wisatawan bisa mengunjungi secara maksimal dalam kurun kurang seminggu lagi.

"Kalau melihat proses pembersihan yang sudah tercapai 80 persen, partisipasi relawan untuk proses itu bisa dihentikan pada Selasa (25/2)," kata koordinator Pemanfaatan dan Layanan Masyarakat Balai Konservasi Borobudur, Pangga Ardiansyah, Minggu.

Di sela-sela menerima "Family Outing 2014" LKBN Antara Biro Jawa Timur, ia menjelaskan pembersihan Candi Borobudur dalam setiap hari melibatkan 200-300 relawan dari kalangan umat Buddha, karyawan hotel, pemandu wisata, pedagang asongan, pelajar, dan para turis.

"Secara teknis, pembersihan tinggal 2-3 hari lagi, sehingga pembersihan kering dengan sapu dan pembersihan basah dengan semprotan air sudah bisa dianggap selesai, jadi tinggal tahap akhir yang akan kami lakukan sendiri, karena prosesnya lebih internal," katanya.

Menurut dia, tahap akhir yang internal adalah pembersihan sistem drainase di bawah pelataran Borobudur yang mungkin perlu dikeruk dan dibersihkan dari kubangan abu dan pasir halus yang merupakan sisa-sisa dari proses pembersihan kering dan basah sebelumnya.

"Karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi para relawan yang bahkan tidak hanya melibatkan orang Jawa Tengah, tapi paling jauh ada yang datang dari Surabaya, bahkan beberapa turis Korea yang mengikuti Kemah Budaya Internasional pun ikut," katanya.

Meski dihentikan pada Selasa (25/2), katanya, relawan yang datang ke Borobudur akan tetap diterima, namun bila jumlahnya besar akan dialihkan ke candi-candi di Yogyakarta yang proses pembersihannya belum maksimal.

"Kami juga bersyukur, kedatangan wisatawan tidak terlalu terpengaruh dengan abu vulkanik, meski Borobudur sempat ditutup dalam beberapa hari, namun para wisatawan yang kecewa umumnya dapat memaklumi dan justru membantu kami untuk bersih-bersih," katanya.

Bahkan, wisatawan yang datang pada libur "akhir pekan" (Sabtu dan Minggu) tetap ribuan. "Kalau hari normal, setiap akhir pekan selalu ada 5.000-10.000 pengunjung yang datang ke Borobubur dan pada hari-hari biasa berjumlah 2.000-3.000 pengunjung," katanya.

Hal itu dibenarkan sejumlah wisatawan, bahkan wisatawan asing pun masih banyak yang datang, di antaranya dari Italia, Rusia, China, dan sebagainya, sedangkan dari dalam negeri juga berdatangan dari Jawa Barat dan Jawa Timur, di antaranya pelajar SMP dari Subang.

"Kami datang untuk melihat dampak abu vulkanik Kelud di Borobudur, kalau pun hanya diperbolehkan masuk di sekitar zona I, kami tidak kecewa. Itu justru bersejarah, karena kami bisa melakukan foto bersama saat pembersihan Borobudur," kata anggota keluarga besar LKBN Antara Biro Jawa Timur, Malik.

Secara terpisah, relawan dari Hotel Grand Artos Magelang, Arky, mengaku dirinya datang bersama 41 karyawan hotel itu untuk berpartisipasi membersihkan Candi Borobudur, karena ingin mempercepat proses pembersihan salah satu keajaiban dunia itu.

"Borobudur itu kan salah satu keajaiban dunia, karena itu kami peduli agar dunia tidak kecewa. Meski pun saya sendiri Nasrani (umat beragama Kristen), namun kami tidak melihat agama, tapi kami peduli pada candi kebanggaan Indonesia. Indonesia kan Pancasila," katanya.

(E011/Z002)

Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014