... harus dibangun kultur nasionalisme, silakan saja jeruk China masuk, saya tetap makan jeruk Pontianak... "
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, meyakini pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC/pasar bebas ASEAN) 2015 akan meningkatkan ekspor nasional hingga dua kali lipat.

"Jika 2013 ekspor Indonesia menyentuh angka 180 miliar dolar AS, maka dengan AEC 2015 bisa di angka 400 miliar dolar AS," ujar dia, di Bekasi, Minggu, seperti dikutip melalui siaran pers.

Dia menyatakan, kemampuan Indonesia mendongkrak angka ekspor pada AEC 2015, wajib diikuti pembangunan kultur nasionalisme serta menciptakan produk berdaya saing tinggi agar bisa berkompetisi dengan produk impor.

“Sebagai contoh, kita tidak bisa lagi melarang jeruk China masuk ke Indonesia, karena kalau kita melarang maka China pun akan melarang sawit Indonesia masuk ke negaranya. Akan terjadi trade off di situ, makanya harus dibangun kultur nasionalisme, silakan saja jeruk China masuk, saya tetap makan jeruk Pontianak,” ujar dia.

Indonesia menurut dia, harus bisa mengekspor produk, teknologi, serta budaya layaknya yang dilakukan negara lain.

"Saya melihat bangsa Indonesia punya kapasitas untuk itu, karena sebagai bangsa besar kita memiliki semuanya,” kata dia.

Dalam AEC 2015, ASEAN akan menjadi pasar tunggal yang berdaya saing tinggi. Indonesia hanya akan menjadi negara berbasis pasar, jika produknya tidak mampu bersaing. 

"Ini pekerjaan rumah. Untuk memenangkan persaingan segalanya harus dipersiapkan khususnya infrastruktur, sehingga mampu menjadikan Indonesia sebagai production based," kata dia.

Lebih jauh. Hatta menjelaskan bahwa AEC 2015 juga alasan pemerintah mendorong hilirisasi industri dalam Undang-Undang Minerba, yang mewajibkan perusahaan tambang mengolah barang tambangnya sebelum diekspor.

Pelaksanaan UU Minerba yang efektif berlaku sejak Januari 2014 itu mendatangkan kenyataan Indonesia kehilangan pendapatan 5 miliar dolar Amerika Serikat karena menghentikan ekspor barang mentahnya.

Namun pada 2016, kata dia, neraca perdagangan diyakini akan kembali menunjukkan trend positif.

“Hilirisasi menjadi mutlak agar ada nilai didalamnya barang yang diekspor. Karena itu, ahli teknologi dan penelitian sangat dibutuhkan dalam memajukan industri dan perekonomian kita,” ujar dia.

Pewarta: Rangga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014