Jakarta (ANTARA News) - Dehidrasi atau kondisi tubuh yang mengalami kekurangan cairan dapat terjadi salah satunya saat kita melakukan latihan fisik.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memantau keseimbangan cairan selama melakukan latihan fisik agar terhindar dari dehidrasi.

"Ini yang masyarakat masih banyak yang melewatkan. Berdasarkan rekomendasi para ahli, pemantauan ini enggak sulit," ujar dokter spesialis kedokteran olahraga, dr. Rachmad Wisnhu Hidayat, SpKO, di Jakarta, Selasa.

Pertama, menimbang berat badan sebelum dan setelah latihan fisik. Cara ini sangat bermanfaat untuk menentukan berapa banyak cairan yang perlu diminum.

"Pada saat melakukan aktivitas fisik berat badan berkurang itu bukan lemak yang berkurang tetapi cairan," ujarnya.

Cara ke dua, periksa warna air seni atau urin sebelum melakukan latihan fisik.

Menurut dr. Rachmad Wisnhu, urin adalah indikator kesehatan cairan.

"Kita bisa bandingkan warna urin dengan tabel warna urin yg sudah terstandarisasi," katanya.

Ia mengatakan, kejernihan warna kuning urin menunjukkan kita terhidrasi dengan baik.

Bila ternyata, urin berwarna kuning kecokelatan maka kita disarankan untuk minum air terlebih dahulu.

Kemudian, lanjut ia, mengutip anjuran dari American College Sport Medicine (ACSM), asupan cairan harus diberikan pada tubuh sebelum, saat dan setelah latihan.

Sekitar empat jam sebelum latihan kita dianjurkan mengonsumsi 500-600 mL air putih.

Lalu saat latihan, tubuh kita membutuhkan asupan cairan sekitar 100- 250 mL (bila kita melakukan latihan kurang dari 60 menit).

Namun, bila seseorang melakukan aktivitas fisik lebih dari 60 menit dan intensitasnya tinggi, maka direkomendasikan meminum minuman isotonik.

Sementara, setelah latihan, kita juga memerlukan asupan cairan sekitar 600-700 mL air minum putih atau sport drinks setiap terjadi penurunan berat badan 0,5 kilogram hingga berat badan kembali sama seperti sebelum latihan.

Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 37 persen subjek penelitian mengalami dehidrasi sebelum memulai latihan fisik.

Hal ini dikarenakan asupan cairan mereka lebih rendah daripada jumlah keringat yang keluar saat latihan fisik.

Mereka juga mengalami gangguan psikologis saat latihan dibandingkan individu yang status hidrasinya normal.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014