Asapnya sangat tebal ke jalan utama Tanjunguncang-Sekupang, jadi cukup menganggu. Saya juga merasakan panas akibat kebakaran tersebut,"
Batam (ANTARA News) - Kebakaran hutan di perbatasan Kecamatan Sekupang dengan Batuaji, Kota Batam, yang terjadi sejak beberapa hari terakhir mulai mengganggu jarak pandang pengguna jalan raya.

"Asapnya sangat tebal ke jalan utama Tanjunguncang-Sekupang, jadi cukup menganggu. Saya juga merasakan panas akibat kebakaran tersebut," kata pengguna jalan, Irwan, Selasa.

Ia mengatakan kawasan tersebut mulai terbakar dan berasap sejak Minggu (23/2) namun tidak setebal pada Selasa siang saat kebakaran nampak dari tepian jalan.

"Saya setiap hari melewati jalan ini. Namun baru kali ini kami merasa terganggu akibat asap tebal dan menganggu jarak pandang. Mata juga terasa sangat pedih saat melintas," kata dia.

Selasa siang, kebakaran di kawasan tersebut membesar dibanding pada Minggu dan Senin (23--24 Februari). Kobaran api nampak pada lahan hutan yang mengering tersebut.

Pada kawasan tersebut juga terdapat beberapa perumahan tidak berizin, tempat pemancingan, bengkel kendaraan bermotor, dan SPBU yang berjarak sekitar 200 meter dari kawasan tang terbakar.

Lima unit mobil pemadam kebakaran dari Kantor Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK) Direktorat Pengamanan BP Batam, dan Pemkot Batam hilir mudik mencoba memadamkan api yang dengan cepat menghanguskan semak dan pohon di atas beberapa hektare lahan hutan.

"Sudah beberapa hari ini hutan terus terbakar. Meski ada pemadam kebakaran, namun api muncul kembali," kata Hutahayan.

Petugas Pemadam Kebakaran BP Batam mengatakan sejak 20 hari terakhir setidaknya 78 kebakaran lahan kosong dan hutan terjadi di Batam.

"Hari ini saja setidaknya empat titik kebakaran terjadi di Batam mulai dari Batubesar, Kawasan Bandara Hang Nadim hingga ke Batuaji," kata Slamet.

Ia mengatakan, kondisi Batam memang sangat kering setelah hampir dua bulan tidak diguyur hujan sehingga rawan terjadi kebakaran.

"Kami minta masyarakat tidak sembarangan membuang puntung rokok atau membakar semak-semak di hutan agar tidak memicu kebakaran," kata dia.(*)

Pewarta: Larno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014