... itu akan memberi gambaran ekonomi Indonesia membaik... "
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 23 poin ke posisi Rp11.653 dibanding sebelumnya Rp11.676 perdolar Amerika Serikat.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Rabu, mengatakan, ekspektasi pelaku pasar uang terhadap data-data ekonomi domestik masih positif sehingga tren rupiah kembali berada dalam area penguatan.

"Pada pekan depan pelaku pasar akan disajikan serangkaian data ekonomi domestik, inflasi Februari ini diperkirakan masih stabil," ujar dia.

Ia menambahkan neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia juga diproyeksikan masih mengalami surplus, kondisi itu akan memberi gambaran ekonomi Indonesia membaik.

Di sisi lain, lanjut dia, kebijakan pengurangan stimulus keuangan (tapering off) Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang sesuai dengan ekspektasi pasar juga tidak terlalu mengganggu likuiditas pasar keuangan, apalagi suku bunga AS masih berada di level yang rendah.

"Suku bunga AS masih berada di level rendah, dengan kondisi itu negara berkembang termasuk Indonesia akan diminati investor karena memberikan imbal hasil yang lebih besar," katanya.

Ia memproyeksikan bahwa melihat faktor domestik dan eksternal yang cukup kondusif itu, maka pergerakan mata uang rupiah akan stabil dengan kecenderungan menguat terhadap dolar Amerika Serikat.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini (26/2), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.669 dibanding sebelumnya (25/2) di posisi Rp11.620 per dolar Amerika Serikat.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014