Pekanbaru (ANTARA News) - Riau membutuhkan pesawat terbang untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin meluas di provinsi itu.

Hal itu tertuang dalam surat yang disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setelah menetapkan status tanggap darurat.

"Tadi pagi saya sudah tanda tangan surat dan langsung saya kirimkan surat kepada pemerintah pusat melalui BNPB untuk meminjamkan pesawat padamkan api, karena pemadaman tidak bisa diatasi dengan helikopter lagi," ujar Gubernur Riau Annas Maamun di Pekanbaru, Rabu.

Saat ini kondisi kabut asap di Riau semakin memprihatinkan, sehingga perlu perhatian serius dari pemerintah pusat dan pihak swasta terutama perkebunan serta kehutanan yang beroperasi di provinsi tersebut.

Pihaknya mengaku sudah menyurati sebanyak 70 perusahaan perkebunan dan kehutanan untuk ikut membantu pemadaman api.

"Perusahaan-perusahaan sudah kita tegaskan agar ikut membantu. Kemarin mereka sudah bergerak membantu pemadaman," katanya.

Dari data karhutla yang diperoleh di provinsi itu, areal perusahaan perkebunan yang terbakar sudah mencapai sekitar 6.900 hektare dan jumlah tersebut tersebar pada sejumlah kabupaten/kota di Riau.

Gubernur juga meminta Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi untuk menyetujui rencana merekrut tenaga relawan yang terdiri dari rukun tetangga serta relawan padamkan api dari masing-masing desa yang nantinya bertugas di 1.764 desa di Riau.

"Saya meminta Mendagri agar membuatkan payung hukum perekrutan tenaga relawan yang nantinya setiap desa lima orang pemantau api. Tugas mereka mengawasi dan ikut memadamkan api, jika terjadi kebakaran hutan. Dari jasa mereka, akan kita beri honor setiap bulan Rp300 ribu per orang," ucapnya.

Hari sebelumnya Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status tanggap darurat kabut asap yang merupakan kejadian luar biasa akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan untuk membuka lahan baru bagi perkebunan kelapa sawit.

Dari 12 kabupaten/kota di Riau, tujuh daerah sudah menyatakan tanggap darurat setelah banyaknya korban yang terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang mencapai 22.301 orang dan dipastikan akan terus bertambah.

Ketujuh kabupaten/kota yang menetapkan status tanggap darurat kabut asap itu adalah Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Siak, Pelalawan, Meranti, dan Kota Dumai.

Fakta lain terkait kabut asap di Pekanbaru, terganggunya penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dalam dua pekan terakhir dan ada beberapa penerbangan tertunda karena jarak pandang yang terbatas.

Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Baiquni mengatakan, kabut asap telah membuat terganggunya penerbangan dengan ditundanya beberapa penerbangan dan terpaksa mengalihkan pedaratan pesawat ke bandara terdekat.

Seperti kedatangan pesawat dengan rute Singapura-Pekanbaru pada Senin (24/2) pagi, terpaksa ditunda akibat kabut asap di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang hanya menyisakan jarak pandang 500 meter.

(M046/F003)

Pewarta: M Said
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014