Secara resmi saya diminta oleh pihak Kasunanan Surakarta untuk menyelesaikan konflik internal yang hingga saat ini belum selesai,"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, dirinya bersedia dan siap mengupayakan penyelesaian konflik yang terjadi di Keraton Surakarta Hadiningrat (Solo), Jateng.

Pernyataan itu diunggah Presiden dalam akun twitter miliknya @SBYudhoyono, Rabu malam, dengan tanda *SBY*. Kicauan dengan tanda *SBY* merupakan tulisan langsung Presiden Yudhoyono. Dalam soal Keraton Solo, Presiden mengunggah tujuh kicauan.

"Secara resmi saya diminta oleh pihak Kasunanan Surakarta untuk menyelesaikan konflik internal yang hingga saat ini belum selesai," kata Presiden dalam kicauan pertamanya pada pukul 19.09 WIB.

Kicauan berikutnya, Presiden mengatakan, "Permintaan itu saya terima, sebab Kasunanan Surakarta adalah salah satu Keraton yang besar dan juga memiliki sejarah dan heritage yang penting."

Presiden melanjutkan, dirinya perlu mendengar dengan seksama pandangan dan saran dari para pihak yang belum akur, guna mendapatakan solusi yang tepat dan bijak.

"Pemerintah tidak boleh mengambil alih yang menjadi hak dan kedaulatan Kasunanan Surakarta. Justru perlu membantu penegakannya," kicau Presiden.

Presiden dalam kicauannya juga menyatakan hal ini ia lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan politik, mengingat saat ini merupakan tahun politik. "Tahun ini tahun politik. Apa yang saya lakukan untuk memenuhi permintaan para pemimpin Kasunanan Surakarta tersebut tidak berkaitan dengan politik," kicau Presiden.

Presiden menambahkan, "Insyaallah setelah 9 April 2014 (setelah pemilu legsilatif) nanti akan kita intensifkan upaya penyelesaian konflik dan kekisruhan yang ada di Kasunanan Surakarta tersebut."

Presiden mengakhiri kicauan terkait hal itu, minta dukungan dari para pihak untuk meneyelesaikan persoalan tersebut. "Niat kita baik dan mulia. Saya minta dukungan dari semua pihak di Kasunanan Surakarta, agar bisa segera kita carikan solusi yang tepat," kicau Presiden.

(M041/T007)

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014