Barcelona (ANTARA News) - Para pelopor dunia mobile yang dulu mendominasi pasar --Nokia, Motorola dan BlackBerry-- sedang menggapai lagi kejayaan yang hilang itu. Namun para analis menilai harapan mereka kecil untuk bisa menembus dominasi Samsung dan Apple.

"Semua dari para pembuat handset bersejarah seperti Nokia, Motorola dan BlackBerry telah sangat ketinggalan kereta begitu ponsel pintar muncul," kata Bengt Nordstrom, kepala lembaga konsultansi Northstream dari Swedia seperti dikutip AFP. "Mereka telah kehilangan langkah layar sentuh."

Nokia dari Finlandia, BlackBerry dari Kanada dan Motorola dari Amerika Serikat, semuanya merugi pada 2013.

Bisnis handset Nokia, yang tengah dalam proses akusisi oleh Microsoft, merugi 780 juta euro (Rp12,48 triliun) tahun lalu.

Pada periode sama, Motorola juga merugi 1,03 miliar dolar AS (Rp11 triliun).  Bulan ini, pemilik Motorola, Google, menjualnya kepada produsen ponsel pintar Lenovo dari China pada harga 2,91 miliar dolar AS Rp33,5 triliun).

BlackBerry, yang dibeli oleh Fairfax Financial Holdings yang berbasis di Kanada, menelan rugi 5,4 miliar dolar AS (Rp62,6 triliun) hanya dalam sembilan bulan sampai 30 November.

"Kami berada di sini untuk bersaing dan memenangkan kembali beberapa landasan yang telah hilang sebelum akhir tahun ini," kata Kepala Eksekutif BlackBerry yang baru saja dipilih, John Chen, kepada wartawan pada Kongres Mobile Dunia (WMC) 24-27 Februari di Barcelona, Spanyol.

BlackBerry pamerkan Z2

BlackBerry memamerkan dua perangkat baru --Q20 dengan keyboard fisik trademarknya dan Z-2 yang hemat dan berlayar sentuh khusus untuk pasar Indonesia-- demi meraih lagi pangsa pasarnya.

Kedua ponsel pintar BlackBerry ini adalah yang pertama dibuat di bawah kemitraan lima tahun bersama Foxconn, perusahaan Taiwan yang juga penyuplai utama Apple.

BlackBerry menyasar konsumen korporat. "Strategi balik kami adalah fokus ke perusahaan," kata Chen. "Kami selalu dikenal sebagai nomor satu dalam hal keamanan."

Namun para analis pesimistis atas peluang ini. "BlackBerry itu adalah sebab yang telah hilang, saya kira," kata Nordstrom.

Lawrence Lundy, analis Frost & Sullivan, setuju dengan pandangan ini.

"Mereka sudah mencoba begitu banyak hal dalam beberapa tahun terakhir dan tak ada yang berhasil. Saya tak melihat BlackBerry bisa mempertahankan keberadaan satu perangkat pun lebih lama lagi," sambung Lundy.

"Mereka telah kehilangan input sentuh, mereka sungguh percaya pada keyboard padahal menyaksikan keberhasilan iPhone."

Nokia masih menjadi produsen handset terbesar kedua di dunia dengan menguasai 13,9 pangsa pasar pada 2013, tapi pangsa pasar ini pun terus tergerus dan perusahaan ini menggantungkan diri pada mobile-mobile tradisional.

Di pasar ponsel pintar, Nokia bahkan tidak masuk peringkat lima besar tahun lalu.

Pada pameran industri IT pekan ini, Nokia memamerkan ponsel pintar barunya Nokia X yang dinyawai sistem operasi Android dari Google.

Ini mengejutkan karena Android bersaing langsung dengan Windows Phone yang dimiliki Microsoft yang menuntaskan pengambilalihan Nokia triwulan ini.

Direktur Pelaksana Nokia Thierry Amarger mengatakan perusahaan ini menggunakan sistem operasi Android yang lebih murah karena ingin menjual perangkat-perangkat berharga kurang dari 150 euro (Rp2,4 juta), dengan target pasar ponsel pintar entry-level yang lagi bertumbuh.

Namun Microsoft akan memastikan langkah selanjutnya untuk handset Nokia.

"Nokia berada di posisi yang cukup bagus bersama Microsoft sebagai penyokongnya," kata Nordstrom.

Rebranding Microsoft

"Bagi Microsoft, akan ada upaya rebranding dan mereka akan membelanjakan banyak uang untuk itu namun tak ada bukti mereka akan mengejar Apple dan Samsung," kata dia.

"Ketika Nokia menjadi pemain yang dominan, itu dua kali besar dari pemain ketiga. Kini Samsung 8 sampai 10 lebih besar dari pemain ketiga."

Nokia juga akan terkapar, kata dia, karena mengikatkan diri pada sistem Windows Phone dari Microsoft yang pemain kecil di depan Android dan iOS dari Apple.

Motorola mungkin yang memiliki outlook paling bersinar setelah diakusisi Lenovo, kata Julian Jest, analis pada grup riset Informa.

"Akuisisi ini akan mengubah dinamika mengenai bagaimana Motorola beroperasi," kata Jest.

Namun Motorola mesti berjuang berinovasi, karena Google menguasai sebagian besar paten dan staf kreatif.

Motorola adalah satu-satunya dari tiga produsen yang sedang berjuang keras untuk kembali itu yang tidak meluncurkan produk baru pada pameran mobile terbesar di dunia tersebut.

Motorola sangat kuat di Amerika Latin dan Amerika Utara di mana masih menjadi pabrikan terbesar ketiga, kata direktur manajemen produk Motorola Rick Osterloh.

Skala dan posisi Lenovo dalam bisnis PC business akan memberi Motorola akses luar biasa ke teknologi, kata dia di Barcelona seperti dikutip AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014