Pemadaman listrik membuat pelaksanaan proyek properti menjadi lebih lama, biaya membengkak dan bahkan menimbulkan penundaan,"
Medan (ANTARA News) - Pemadaman listrik yang sudah berlangsung hampir satu bulan di Sumatera Utara sudah berdampak langsung pada terganggunya laju proyek pembangunan di daerah itu.

"Pemadaman listrik membuat pelaksanaan proyek properti menjadi lebih lama, biaya membengkak dan bahkan menimbulkan penundaan," kata Ketua Real Estate Indonesia (REI) Sumut, Tomi Wistan di Medan, Jumat.

Dia menjelaskan, akibat pemadaman listrik yang terjadi hampir setiap hari dengan frekwensi dua atau tiga kali sehari dengan lama pemadaman rata-rata tiga jam, sebagian kontraktor menggunakan genset.

Penggunaan genset tentunya menambah biaya pengerjaan proyek bangunan dan merugikan pengusaha pelaksana pembangunan atau masyarakat pemilik bangunan.

Sementara pengembang yang tidak menggunakan genset, tentunya pemadaman listrik tersebut membuat pengerjaan proyek menjadi lebih lama.

Adapun bagi pekerja bangunan, kerugian timbul dari kehilangan atau pengurangan pendapatan/gaji.

"Untuk proyek perumahan, byar pet itu bisa langsung berdampak pada naiknya harga jual,"kata Tomi.

Mahalnya biaya produksi akan semakin mengurangi pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Dengan kenaikan harga jual yang masih belum disetujui Kementerian Keuangan dari Rp88 juta per unit saat ini, byar pet semakin membuat pengembang enggan membangun rumah tipe itu,"katanya.

Krisis listrik juga membahayakan untuk perkembangan proyek pembangunan rumah berbagai jenis lainnya karena tidak mungkin rumah dibangun tanpa infrastruktur listrik.

Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Provinsi Sumut, Sabrina menyebutkan, Pemprov Sumut sudah mendesak PLN untuk mencari solusi krisis listrik.

Pemprov Sumut sendiri juga sudah melobi berbagai terkait di Pusat agar solusi defisit listrik dan termasuk gas bisa dibantu.

(E016/A029)

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014