Kalau tahun 2013 ke bawah properti Sumut masih bisa tumbuh di atas 10 persen, maka tahun ini tidak akan sebesar itu atau di kisaran 5-10 persen...
Medan (ANTARA News) - Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara (Sumut) memprediksi pertumbuhan properti di daerah itu tahun ini melambat atau lebih rendah dari tahun lalu yang disebabkan antara lain naiknya suku bunga kredit kepemilikan rumah.

"Kalau tahun 2013 ke bawah properti Sumut masih bisa tumbuh di atas 10 persen, maka tahun ini tidak akan sebesar itu atau di kisaran 5-10 persen,"kata Ketua REI Sumut, Tomi Wistan, di Medan, Minggu.

Pertumbuhan yang melemah itu sudah terlihat sejak permulaan tahun dan masih berlangsung hingga awal Maret.

Padahal biasanya paling lama, permintaan sudah terlihat banyak di akhir Februari.

Permintaan diyakini masih akan sepi dalam beberapa bulan ke depan karena ada Pemilu yang biasanya membuat sebagian besar masyarakat menunda melakukan investasi.

Menurut Tomi, melemahnya permintaan properti khususnya rumah sederhana dampak melemahnya daya beli yang antara lain disebabkan semakin tidak seimbangnya lagi pendapatan dan pengeluaran dampak inflasi yang tinggi.

Daya beli semakin lemah karena selain suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) naik, juga akibat penerapan aturan loan to payment (LTP) atau uang muka yang besar dan termasuk semakin sulitnya mendapatkan harga lahan yang murah.

Kebijakan yang menetapkan uang muka cukup besar pada pembelian rumah seperti sebesar 40 persen untuk kepemilikan rumah kedua dan 50 persen bagi rumah ketiga semakin membuat pertumbuhan properti tertekan.

"Tapi kalau Pemerintah memberikan dukungan, perlambatan permintaan properti itu bisa ditekan,"katanya.

Dukungan Pemerintah misalnya dari memberikan kemudahan perizinan, menahan laju BI Rate yang otomatis menekan suku bunga KPR dan menekan inflasi sehingga daya beli sedikit pulih.

Besaran Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang sudah sebesar 7,5 persen dan ada wacana akan naik lagi, menurut Tomi akan mendorong lagi KPR dan lainnya.

Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, pengadaan rumah khususnya tipe sederhana harus didukung secara maksimal oleh Pemerintah.

Menurut Parlindungan, bantuan yang paling mengena adalah penyediaan pinjaman uang muka perumahan seperti yang pernah dilakukan oleh PT. Jamsostek saat belum menjadi BPJS Ketenagakerjaan.


Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014