KITE baru akan efektif pada Februari, ini akan mendorong ekspor. Saya tetap optimistis isu `current account deficit` bisa diatasi dan mencapai di bawah tiga persen."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan kinerja ekspor yang melemah pada Januari 2014, hanya bersifat sementara dan tidak akan terjadi sepanjang tahun ini.

"Ekspor Januari biasanya lemah, tapi semakin kedepan ekspor akan semakin besar," katanya di Jakarta, Senin.

Chatib mengatakan salah satu penyebab peningkatan nilai ekspor di bulan-bulan berikutnya adalah implementasi peraturan terkait Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) yang mulai berlaku efektif pada Februari.

Dengan demikian, ia mengharapkan neraca perdagangan akan terkendali hingga akhir tahun dan defisit neraca transaksi berjalan akan tetap terjaga pada kisaran 2,5 persen-3 persen terhadap PDB.

"KITE baru akan efektif pada Februari, ini akan mendorong ekspor. Saya tetap optimistis isu current account deficit bisa diatasi dan mencapai di bawah tiga persen," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Januari 2014 mengalami defisit sebesar 430,6 juta dolar AS, yang berasal dari nilai ekspor 14,48 miliar dolar AS dan impor sebesar 14,92 miliar dolar AS.

"Defisit perdagangan periode Januari 2014 dipicu tingginya impor migas 3,55 miliar dolar AS, sementara ekspor migas hanya 2,49 miliar dolar AS," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono.

Selain itu, penurunan nilai ekspor dipicu antara lain oleh pemberlakuan aturan larangan ekspor bahan baku mineral mentah yang efektif berjalan sejak 12 Januari 2014.

Implikasi dari aturan tersebut telah terlihat dari penurunan kinerja ekspor nonmigas berupa bijih, kerak dan abu logam hingga 70,13 persen menjadi hanya 291,8 juta dolar AS, anjlok dari periode Desember 2013 sebesar 997 juta dolar AS.

Menurut catatan, defisit perdagangan Indonesia terbesar terjadi dengan China yang mencapai 913,5 juta dolar AS, disusul defisit dengan Jepang sebesar 275 juta dolar AS, selanjutnya dengan Thailand sebesar 272,9 juta dolar AS dan Jerman defisit 87,8 juta dolar AS. (*)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014