Asap terlalu tebal dan jarak pandang diperkirakan hanya berkisar 50 sampai 100 meter,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Satgas Tanggap Darurat Asap Riau kembali gagal mengirimkan helikopter bom air untuk pemadaman kebakaran di kawasan konservasi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil di Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin.

"Asap terlalu tebal dan jarak pandang diperkirakan hanya berkisar 50 sampai 100 meter," kata Kepala Divisi Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Dengan begitu, sudah tiga kali berturut-turut usaha Satgas untuk pemadaman udara menggunakan bom air menggunakan helikopter bantuan perusahaan gagal akibat asap kebakaran terlalu pekat.

Menurut dia, pilot Sony Sumarsono yang membawa helikopter melaporkan bahwa tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan ke cagar biosfer.

"Untuk keamanan, helikopter mendarat di lapangan bola Desa Lubuk Jering, Sungai Mandau, Kabupaten Siak," ujarnya.

Ia mengatakan, dari pantauan satelit Terra & Aqua dengan sensor MODIS menunjukkan bahwa masih banyak titik api atau kebakaran lahan dan hutan di wilayah Riau bagian utara. Sementara angin bertiup dari timur laut menuju Kota Pekanbaru.

Awalnya, Satgas yakin bahwa upaya bom air dengan helikopter pada Senin (3/3) akan lancar karena cuaca Pekanbaru relatif cerah setelah sempat ada hujan dengan skala ringan. Upaya pemadaman di cagar biosfer menjadi prioritas karena titik api cukup banyak dan menyebabkan asap pekat.

Pemadaman dari udara dikombinasikan dengan pasukan darat sebanyak 180 personel TNI AD dari Kodim Bengkalis.

Pemprov Riau menetapkan status Tanggap Darurat Asap sejak 26 Februari lalu. Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau, luas kebakaran lahan dan hutan di Riau hingga kini mencapai 7.972 hektare.

Data BMKG Pekanbaru pada Senin pagi (3/3) berdasarkan satelit Terra & Aqua mendeteksi 337 titik panas di Riau. Titik panas terbanyak berada di Kabupaten Bengkalis, yakni 121 titik.(*)

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014