Jakarta (ANTARA News) - Aktivis mahasiswa pada awal dekade 1990-an, Fadli Zon dan pengusaha Hasim Djojohadikusumo adalah dua orang yang mencetuskan gagasan untuk mendirikan partai baru 2007, dan partai itu akhirnya diberi nama Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Fadli, dan Hashim, yang juga adik mantan Danjen Kopassus Letjen (Purn) Prabowo Subianto, melihat situasi politik nasional pada sembilan tahun setelah reformasi, dimana menurut mereka, sistem demokrasi dalam pelaksanannya telah diselewengkan oleh para elit politik dan penguasa untuk kepentingan golongan dan individu tertentu.

Akibatnya rakyat tidak  menikmati manfaat penuh dari sistem demokrasi dan justru menjauhkan rakyat dari kesejahteraan. Demokrasi dianggap terus berjalan, namun tidak mengacu pada landasan upaya untuk mensejahterakan rakyat.

Gagasan pendirian partai ini akhirnya diteruskan saat beberapa pertemuan dengan Prabowo Subianto, yang saat itu masih menjabat anggota Dewan Penasihat Partai Golkar.

Posisi Prabowo di Golkar itu pula yang sempat menghambat proses untuk pendirian Partai Gerindra.

Namun, kebutuhan untuk mendirikan partai baru dianggap begitu mendesak. Akhirnya disepakati perlu ada partai baru yang benar-benar memiliki manifesto perjuangan demi kesejahteraan rakyat.

Pada Desember 2007, di Kantor lembaga kajian milik Fadli Zon, Institute for Policy Studies (IPS), berkumpulah nama-nama politisi seperti Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza,

Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi dan Haris Bobihoe untuk menggodok konsep partai ini. Berhari-hari mereka mencoba mematangakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai hingga saat itu Fadli jatuh sakit.

Di tengah diskusi, Hashim muncul dengan optimismenya dan memberikan nama parpol itu Gerindra. Munculnya nama Gerindra juga bermula pada keinginan memunculkan karakter dan ideologi yang nasionalis dan kerakyatan.

Kemudian, Prabowo memunculkan gagasan lambang kepala burung Garuda untuk lambang parpol, meskipun sebelumnya survei yang dilakukan Fadli Zon menghasilkan keinginan untuk menggunakan lambang seekor harimau.

Akhirnya, sejarah mencatat, pada 6 Februari 2008, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dideklarasikan dengan garis besar visi, misi dan manifestonya untuk mewujudkan tatanan masyarakat dan pemerintahan yang demokratis, kerakyatan dan sejahtera.

Pada Pemilu 2009, Partai Gerindra memperoleh suara sebanyak 4.646.406 atau 4,46 persen dan mendapat jatah 26 kursi di DPR.

Gerindra juga bergerilya dengan organisasi sayapnya yang hadir di berbagai kelompok masyarakat, seperti organsiasi untuk kepemudaan Tunas Indonesia Raya (Tidar), dan juga Perempuan Indonesia Raya (Pira)

Menyongsong Pemilu 2014, Gerindra yang mendapat nomor urut enam ini, mengklaim dirinya adalah satu-satunya partai yang sudah memiliki program aksi untuk lima tahun ke depan.

  1. Program aksi Gerindra diformulasikan pada enam aksi yakni
  2. Membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil dan makmur,
  3. Melaksanakan ekonomi kerakyatan,
  4. Membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamanan sumberdaya air.
  5. Meningkatkan kualitas pembangunan manusia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya serta olahraga,
  6. Membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup dan
  7. Membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif.

Susunan pengurus

Ketua Dewan Pembina: Prabowo Subianto
Ketua Umum: Suhardi
Wakil Ketua Umum: Fadli Zon
Sekretaris Jenderal: Ahmad Muzani.
Bendahara Umum: T.A. Muliatna Djiwandono

Alamat Kantor DPP : Jalan Harsono RM No. 54
Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550
Telp : 021- 7892377 021- 7801396
Fax : 021- 7819712
Situs Gerindra : www.partaigerindra.or.id
Twitter : @Gerindra

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2014