Kita menyaksikan upaya yang sama di Suriah Selatan dan itu dibuktikan lewan tindakan Israel di Kota Kecil Al-Ghajar
Damaskus (ANTARA News) - Langkah Israel belum lama ini di Dataran Tinggi Golan, termasuk menyediakan perawatan buat gerilyawan Suriah dan menempatkan kembali tentaranya di kota kecil perbatasan dengan Suriah, telah memberi tanda negeri itu berusaha mengulangi skenario 1980-an.

Saat itu Israel menggunakan anggota milisi pro-Israel di Lebanon sebagai garis pertahanan untuk melindungi kepentingannya sendiri, kata beberapa pengulas.

"Yang penting buat Israel ialah keamanannya dan apa yang telah kita saksikan mengenai penempatan kembali tentara di Kota Kecil Ghajar, yang diduduki Israel, dan melobi gerilyawan di Suriah Selatan adalah upaya oleh Tel Aviv untuk menciptakan tentara gerilyawan Suriah Selatan seperti yang dilakukannya dalam perang saudara Lebanon pada 1980-an," kata Maher Murhej, pengulas politik dan pemimpin Partai Pemuda, kepada Xinhua dalam satu wawancara telepon, Rabu (5/3).

Satu laporan di surat kabar Lebanon, Al-Akhbar, dengan mengutip pernyataan seorang perwira senior Israel, pada Februari mengatakan Israel telah menerima sebanyak 1.600 gerilyawan Suriah.

Israel memberi mereka perawatan medis di beberapa rumah sakitnya di Israel utara, dekat wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan.

Sementara itu, laporan tersebut menyatakan kontak antara Israel dan gerilyawan Suriah bukan hanya terbatas pada perawatan gerilyawan Suriah yang cedera tapi juga sampai kepada penciptaan sejenis saling pengertian dengan gerilyawan di Suriah Selatan, kalau-kalau Pemerintah Suriah ambruk.

Selama perang saudara di Lebanon, Israel mendukung Tentara Lebanon Selatan (SLA), milisi Lebanon yang beroperasi di Lebanon Selatan dan kebanyakan didukung oleh Israel selama konflik Lebanon Selatan 1982-2000. Milisi tersebut berperang melawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Hizbullah.

Israel mendukung SLA untuk dijadikan sebagai garis pertahanan terhadap PLO dan Hizbullah, dan tindakannya baru-baru ini dipercaya sebagai pengulangan skenario yang sama, kata beberapa pengulas.

"Kita menyaksikan upaya yang sama di Suriah Selatan dan itu dibuktikan lewan tindakan Israel di Kota Kecil Al-Ghajar."

"Zona penyangga antara Israel dan Suriah sekarang menjadi pangkalan buat gerilyawan bersenjata, yang tak ingin melancarkan serangan terhadap Damaskus tapi berlindung di daerah itu guna melindungi keamanan Israel dan permukimannya," kata Murhej kepada Xinhua.

Abdul-Hamid Salhab, seorang pengulas lain, mengumandangkan pendapat Murhej, tapi menambahkan upaya semacam itu akan gagal akibat kehadiran kuat tentara Suriah.

Pada Rabu, Israel menembakkan beberapa roket dari Dataran Tinggi Golan ke satu kota kecil di Provinsi Qunaitera di Suriah Selatan.

Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan serangan tersebut adalah tanda mengenai kerja sama Israel dengan gerilyawan Suriah.

Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Moallem mengatakan serangan Israel adalah "reaksi terhadap operasi untuk mendahului oleh militer Suriah", yang menggagalkan upaya Israael untuk membuat zona penyangga di dekat Dataran Tinggi Golan.

Operasi "pre-emptive" militer adalah serangkaian pertempuran terhadap gerilyawan bersenjata di berbagai daerah di Suriah Selatan, kata para ahli.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014