Sukabumi, (ANTARA News) - Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sukabumi, Jawa Barat, saat ini mengembangkan dan melakukan penelitian untuk membuat vaksin anti penyakit Koi Herpes Virus (KHV).

"Penelitian yang kami lakukan ini sudah 12 tahun atau tepatnya sejak Juni 2002, namun saat ini penelitian vaksin tersebut masih dikembangkan dan belum siap dirilis karena masih ada beberapa penelitian lanjutan," kata Peneliti dan Perekayasa (Litkayasa) BBPBAT Sukabumi, Cecep Muharam di Sukabumi, Kamis.

Menurut Cecep, dalam melakukan penelitian ini, pihaknya juga bekerjasama dengan beberapa peneliti dari univesitas ternama di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan beberapa perguruan tinggi yang fokus dalam dunia perikanan.

Saat ini, vaksin tersebut sudah mulai digunakan tetapi belum bisa disebar luaskan kepada umum karena masih perlu beberapa kali penelitian lagi.

Untuk mengetahui sejauh mana vaksin ini berfungsi pihaknya sudah beberapa kali melakukan uji coba terhadap ikan koi dan mas dengan cara "menyuntikan" KHV ke tubuh ikan yang sudah diberikan vaksin.

Selain itu, juga melakukan rekayasa alam seperti menurunkan suhu lingkungan di mana ikan tersebut ditebar, karena KHV akan cepat menyerang ikan pada suhu di bawah 27 derajat celcius.

"Kami akui vaksin tersebut masih perlu perbaikan kualitasnya, karena seperti diketahui virus tidak bisa diobati karena virus berkembang di benda hidup atau bernyawa dan tidak bisa hidup di benda mati. Maka dari itu vaksin ini fungsinya untuk imunisasi atau kekebalan daya tahan tubuh ikan terhadap serangan penyakit yang disebabkan virus," tambahnya.

Sejak beberapa belas tahun lalu, KHV merupakan penyakit ikan yang paling ditakuti oleh petani atau pembudidaya ikan, karena serangannya cukup mematikan bahkan akibat penyakit ini sering terjadi kematian massal tehadap ikan yang hanya dalam waktu singkat saja.

Diharapkan dengan adanya vaksin ini, ke depannya daya tahan tubuh ikan, khususnya koi dan mas, bisa lebih tahan terhadap serangan KHV.

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014