Hidran air nantinya akan dirancang dan dapat berfungsi sebagai alat yang sensitif ketika api mulai membakar pada hutan dan lahan hingga menimbulkan panas maka hidran otomatis menyemburkan air dan segera memadamkan api,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Rektor Universitas Riau (UNRI), Prof Dr Ashaluddin Jalil MS menyatakan pihaknya akan merancang satu tekhnologi hidran air dan menempatkannya pada sejumlah titik strategis.

Hidran air bertekhnologi sistem "early warning" atau peringatan dini untuk mengurangi api agar tidak makin meluas membakar hutan dan lahan perkebunan yang dominan gambut itu.

"Hidran air nantinya akan dirancang dan dapat berfungsi sebagai alat yang sensitif ketika api mulai membakar pada hutan dan lahan hingga menimbulkan panas maka hidran otomatis menyemburkan air dan segera memadamkan api," kata dia di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan, itu terkait data Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau menyebutkan seluas 13.009 hektare lahan di Provinsi Riau telah hangus terbakar pada kurun enam pekan terakhir. Kebakaran lahan ini setiap hari makin meluas.

Menurut dia, pembuatan hidran air tersebut dilakukan sebagai bagian tanggungjawab moral UNRI untuk menyumbangkan tenaga dan pemikiran sesuai keahlian para peneliti di kampus ini dalam mengurangi meluasnya pembakaran hutan dan lahan yang cenderung tiap tahun terjadi untuk pembukaan perkebunan baru.

Ia mengatakan, hidran air adalah suatu alat yang dilengkapi dengan slang (fire hose) dan mulut pancar (nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan yang digunakan untuk keperluan pemadaman kebakaran.

"Tentunya, sistem persediaan air atau bak penampungan air untuk memasok kebutuhan sistim hidran kebakaran itu dapat dibangun nantinya berdasarkan kajian dan penelitian lanjutan," katanya.

Ia mengatakan, pembangunan hidran air ini nantinya akan dilakukan setelah Satuan Petugas (Satgas) Solusi Tuntaskan Bencana Asap (STBA) UNRI melakukan penelitian," katanya.

Keberadaan hidran ini, diperlukan ke depan karena upaya yang telah dilakukan selama ini oleh para pihak pemerintah daerah, dan perusahaan-perusahaan di Riau belum memberikan solusi tuntas dalam mengatasi persoalan kebakaran hutan dan lahan gambut di daerah itu.

Rektor mengatakan, UNRI siap menjadi mitra strategis bagi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, perusahaan negara dan swasta, LSM, pemerhati lingkungan dan lembaga internasional untuk penguatan pelaksanaan kebijakan dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

"Oleh karena itu UNRI juga akan meciptakan jaringan pada daerah-daerah yang rawan terbakar dan mendirikan posko-posko early warning," katanya dan menambahkan kebijakan ini ditempuh karena persoalan kabut asap di Riau terus berulang tiap tahun secara sistemik sejak 17 tahun lalu, namun kini yang terparah, terluas dan terlama durasi munculnya kabut asap. (*)

Pewarta: Frislidia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014