Keberhasilan panen tanaman padi dan jagung sangat bergantung kepada iklim ekstrem daerah ini
Kupang (ANTARA News) - Petani di pulau Timor, Sumba dan Flores bagian Timur Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam gagal panen akibat curah hujan yang tidak menentu sejak beberapa bulan terakhir ini.

"Pemantauan yang dilakukan di daerah-daerah tersebut beberapa pekan lalu, setelah dianalisis dapat disimpulkan demikian yaitu sebagian petani di wilayah tersebut berpeluang besar mengalami gagal panen," kata Dosen Fakultas Pertanian Undana Kupang, Ignatius Sinu Bataona, M.A, di Kupang, Minggu.

Ia mengatakan hal itu terkait fenomena cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang melanda sebagian wilayah NTT, sementara wilayah lainnya mengalami kekeringan.

Akibatnya, tanaman-tanaman pertanian yang sedang pada fase reproduksi itu gagal menghasilkan, sehingga padi dan jagung mengering sebelum bulir dan mulai berisi.

"Berusaha tani tanaman tahunan padi dan jagung di daerah lahan kering baik di ladang maupun di sawah adalah berurusan dengan ketidakpastian panen. Keberhasilan panen tanaman padi dan jagung sangat bergantung kepada iklim ekstrem daerah ini," katanya.

Iklim ekstrem itu katanya sangat berpengaruh pada ketersediaan air yang terbatas, serta serangan hama dan penyakit tanaman.

"Iklim yang bersahabat akan membentuk kondisi yang kondusif bagi keberhasilan panen tanaman padi dan jagung; sebaliknya iklim yang tidak bersahabat akan membentuk kondisi yang merugikan bagi keberhasilan panen tanaman padi dan jagung," katanya.

Menurut dia, hujan yang lama, lima sampai enam bulan dalam setahun dan teratur akan membentuk kondisi kondusif bagi keberhasilan tanaman tahunan.

Sebaliknya, kata dia, hujan yang singkat, tiga sampai empat bulan dalam setahun, dan tidak teratur akan membentuk kondisi yang buruk bagi kegagalan tanaman tahunan.

"Gagal panen di beberapa tempat di NTT 2013/2014 ini bagi saya hanya bisa menyebabkan kondisi rawan pangan," katanya.

Maksudnya, petani yang gagal penen padi dan jagung hanya kekurangan padi dan jagung, tetapi masih bisa makan dari kemungkinan-kemungkinan usaha tani lainnya yang mereka geluti.

Seperti usaha tani singkong, ubi jalar, usaha tani hortikultura sayur dan buah, usaha tani kemiri, mente, kakao, usaha ternak babi, kambing dan sapi.

Petani juga bisa meramu hasil hutan baik kayu dan non kayu untuk mendapatkan uang tunai yang bisa digunakan membeli beras, dan aneka kebutuhan lainnya untuk konsumsi.

Ia menyebut data Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur 2013 produksi padi sebanyak 729.666 ton GKG, sedangkan Angka tetap 2012 sebanyak 698.566 ton GKG (meningkat 4,45 persen).

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014