Saya tetap Golkar dan saya tidak pernah pindah partai, kalau mau dicalonkan dari partai lain nanti kita lihat
Makassar (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan dirinya masih kader Partai Golkar meskipun namanya digunakan beberapa partai politik untuk mendongkrak popularitas partai menjelang Pemilihan Legislatif 9 April 2014.

"Ada hak asasi orang memasang foto saya walaupun saya tidak punya partai. Saya ingin mengatakan saya tidak aktif lagi di partai tapi biar bagiamana pun saya ini tetap kader Golkar," kata Kalla saat memberikan materi dalam Workshop dan pelatihan Jurkam partai Golkar se-Sulsel di Benteng Rotterdam Makassar, Minggu.

Menurut dia, semua orang punya hak asasi melakukan itu, tetapi tergantung apakah akan dicalonkan partai lain itu persoalan kedua, sebab ia belum memikirkan hal tersebut.

"Saya tidak bisa membatasi orang karena ada hak asasi. Saya tetap Golkar dan saya tidak pernah pindah partai, kalau mau dicalonkan dari partai lain nanti kita lihat," katanya menanggapi pertanyaan kader golkar terkait sejumlah partai yang menggunakan namanya.

"Pemilu itu masalah persaingan keyakinan, semua partai yakin mampu bekerja yang terbaik untuk rakyat, ujar Mantan Ketua Umum Golkar itu.

"Semua berlomba-lomba menyakinkan rakyat, agar diberikan kepercayaan menjalankan tujuan itu, Tapi intinya bagaimana membangun silaturahmi dan sering berkunjung ke masyarakat," katanya.

"Untuk menang dalam pemilu kebanyakan menggunakan cara yang sama, buat baliho, pasang gambar dan bagi kartu nama. Hitungan saya, dalam satu dapil ada 1600 foto, bagaimana rakyat bisa ingat untuk memilihnya," papar JK disambut tepukan tangan peserta.

Dirinya meyarankan agar para caleg mengikut jejak Mantan Presiden Gus Dur dan Gubernur Jakarta Jokowi. Sebab, Gus Dur dan Jokowi dicintai dan diidolakan oleh rakyat karena dua-duanya dekat dengan rakyat.

Keduanya mampu turun langsung menyapa rakyat, memberikan sesuatu yang nyata bukan bayang-bayang semata.

JK menegaskan, caleg yang tidak pernah turun ke masyarakat merupakan caleg yang hanya menjadi bayang-bayang saja di masyarakat, sehingga sulit untuk diingat apalagi dipilih.

"Kenapa Gus Dur dan Jokowi diidolakan rakyat? Karena mereka dekat dengan rakyat sering turun menyapa masyarakat . Rakyat butuh yang nyata, bukan bayang-bayang," katanya.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014