Menhut menobatkan Thovik Alvatah sebagai pemenang dengan lagu dia yang bertajuk "Dimana Hutanku". Thovik yang berasal dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah itu berhasil menyisihkan 300 peserta dari seluruh Indonesia yang mengirimkan karya jingle mereka.
Thovik mengungkapkan, dia selalu hoki dengan lagu bertema hutan dan pohon, karena sebelum menjadi pemenang "Jingle Festreeval," Thovik juga menjadi juara lomba cipta lagu anak bertema hutan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Untuk lagu "Dimana Hutanku" Thovik menggandeng temannya Fery untuk menyanyikan lagu yang diaransemen Britpop tersebut.
"Saya sudah beberapa kali ikut lomba cipta lagu. Di tingkat nasional sudah lebih dari tiga kali. Alhamdulillah, rezekinya ada terus, terutama kalau tema lagunya tentang lingkungan, hutan, dan pohon. Kebetulan kali ini karakter vokal Fery juga pas untuk menyanyikan lagu 'Dimana Hutanku'," katanya.
Thovik menyebutkan, dia menulis lagu "Dimana Hutanku" kurang dari satu hari. Liriknya menceritakan tentang makin berkurangnya lahan hutan sebagai tempat tinggal hewan dan kelangsungan hidup manusia. Saat menulis lirik lagu itu, Thovik membayangkan hutan yang gundul cepat atau lambat pasti akan menyebabkan bencana alam.
Thovik mengaku tidak sulit bagi dia menemukan lirik yang berkaitan dengan lingkungan. Pasalnya, Thovik pernah dinas sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Cilacap Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Kini, Thovik masih PNS di Pemkab Cilacap, hanya saja dia pindah ke Dinas Tata Ruang.
"Buat saya cinta lingkungan dan menjaganya itu penting. Saya bisa bikin lagu, inilah usaha saya untuk mengajak masyarakat mencintai lingkungannya," ujarnya.
Lagu gubahan Thovik "Dimana Hutanku" rencananya akan dimasukan ke dalam album kompilasi para finalis jingle Festreeval. Selain Thovik, empat finalis lain yang tampil di Lapangan Tegalega adalah Greenwood ("Bumi Butuh Kita Peduli") dari Tangerang Selatan, The Jaka & Vinderell ("Krisis Hutan") dari Semarang, Fahmi Arsyad Said ("Sayang Pohon Cintai Hutan") dari Jakarta, dan Yudi Putranto ("Hijaukan Indonesia") dari Yogyakarta.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
