Saya meminta kepada seluruh kader PDI Perjuangan agar tidak mendahului pengumuman dari ibu Mega. Karena sesui Kongres PDIP di Bali, 2010 bahwa Ketua Umum PDIP mendapat mandat penuh untuk mengumumkan dan menentukan nama capres dan cawapres PDIP,"
Jakarta (ANTARA News) - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia  Perjuangan (PDIP) AP Batubara menegaskan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang berhak menentukan bakal capres dan cawapres dari PDIP serta waktu pengumumannya.

"Saya meminta kepada seluruh kader PDI Perjuangan agar tidak mendahului pengumuman dari ibu Mega. Karena sesui Kongres PDIP di Bali, 2010 bahwa Ketua Umum PDIP mendapat mandat penuh untuk mengumumkan dan menentukan nama capres dan cawapres PDIP," katanya menjawa pers di Jakarta, Selasa.

Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP itu menyatakan tidak setuju jika ada pernyataan dari kader PDIP tertentu yang mengomentari capres dari partai lain.

"Tidak etis dan tidak dibenarkan kader PDIP mencampuri urusan rumah tangga partai lain, " katanya.

Ketika ditanya tentang rencana tokoh senior PDIP Sabam Sirait yang akan meminta Megawati Soekarnoputri segera mendeklarasikan pencapresan Gubernur DKI Joko Widodo sebelum Pemilu Legislatif  (9/4), AP Batubara menyatakan mempersilakannya.
 
"Kalau dia mendesak Mega segera mencapreskan Jokowi, berarti dia tak mengenal Megawati,"  ujarnya.
 
Menurut AP Batubara, Megawati merupakan sosok yang tak bisa dipaksa oleh siapapun.

"Kita lihat saja nanti, apakah Megawati bisa dipaksa oleh orang lain. Mega itu seperti ayahnya. Bung Karno juga bukan orang yang bisa dipaksa dalam mengambil keputusan," katanya.

Sebelumnya diberitakan, sesepuh PDIP Sabam Sirait menyatakan dirinya mendukung jika Jokowi dideklarasikan sebelum H-6 Pimilu Legislatif, agar masyarakat menjadi bisa lebih termotivasi untuk mencoblos PDIP karena sudah mengetahui siapa capresnya.

"Supaya ada kesempatan kita mempromosikan Jokowi," kata Sabam yang akhirnya mau menyebut nama Gubernur DKI itu setelah sebelumnya masih terkesan berhati-hati. (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014