Johannesburg (ANTARA News) - Dua pekan hujan lebat telah mengakibatkan banjir di beberapa bagian Afrika Selatan, sehingga mengakibatkan 11 orang tewas, kata pemerintah pada Selasa (11/3).

Banjir dilaporkan terjadi di Gauteng, North West, Limpopo, KwaZulu-Natal dan Mpumalanga serta beberapa bagian lain di negeri itu.

Di Mpumalanga saja, 11 orang telah tenggelam hingga tewas, tiga di antara adalah anak kecil, kata Juru Bicara Polisi Leonard Hlathi.

"Kami telah mencatat 11 orang yang tewas-tenggelam dan menyelamatkan 12 orang dari Selasa (4/3) sampai sekarang, di berbagai tempat di provinsi tersebut termasuk Tonga, Nelspruit, Greylinstad, Piet Retief dan Badplaas," kata Hlathi.

Sebagian besar orang yang menjadi korban banjir berusaha menyeberangi sungai yang airnya menggeledak dan tenggelam hingga tewas.

Dinas Meteorologi Afrika Selatan mengatakan hujan lebat diperkirakan terus mengguyur selama satu pekan ke depan, demikian laporan Xinhua. Sementara itu, Departemen Kerja Sama Pemerintah menyatakan Pasukan Pertahanan Nasional disiagakan untuk membantu korban di daerah yang dilanda banjir.

Departemen tersebut menyatakan Pusat Penanggulangan Bencana Nasional telah menyarankan Pusat Penanganan Bencana Kota Praja dan Provinsi di berbagai provinsi yang terpengaruh banjir di negeri itu agar memulai persiapan tanggapan yang diperlukan.

Wakil Menteri Koperasi Andries Nel menyeru rakyat agar sangat berhati-hati.

"Kami mengingatkan warga agar berhati-hati terhadap kondisi di sekitar mereka, terutama pengendara. Pengendara mesti lebih berhati-hati di jalan yang basah, mereka mesti berusaha menghindari jembatan dan mengambil jalur pilihan ketika diinstruksikan oleh petugas lalu lintas," kata Nel.

Hujan lebat juga mengakibatkan kekurangan listrik parah. Pekan lalu, perusahaan listrik di negeri itu, Eskom, mengumumkan kondisi darurat listrik. Selama kondisi tersebut, penjatahan diberlakukan.

Afrika Selatan menderita akibat kekurangan listrik untuk waktu lama. Masalah itu bertambah parah dalam beberapa hari belakangan, ketika perusahaan listrik negara, Eskom, telah menguras simpanan batu bara kering di beberapa pembangkit listrik akibat hujan lebat.

Pasokan listrik di Afrika Selatan telah menghadapi masalah, kata CEO Eskom Brian Dames pada Selasa.

"Kami belum kekurangan kayu, sistem itu masih ketat dan rentan terhadap perubahan saat kami memasuki musim dingin," kata Dames kepada wartawan di Johannesburg.

Hujan lebat yang terus mengguyur telah mengakibat batu bara jadi basah sehingga pembangkit listrik tak mungkin menggunakannya, kata Dames.
(C003)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014