... situs arkeologi di Suriah secara sistematis dijarah dan penyelundupan gelap benda warisan budaya mencapai tingkat yang tak pernah terjadi sebelumnya.... "
Jenewa (ANTARA News) - Perang saudara berlanjut di Suriah membawa konsekuensi buruk: warisan-warisan budaya dunia dirusak dan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, dan Wakil Khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, menyerukan pengrusakan itu segera diakhiri. 

Warisan Budaya di Suriah --yang dilanda pertempuran-- dicabik-cabik di tengah kerusuhan yang berkecamuk dan telah mengakibatkan kerugian serta penderitaan sangat besar bagi rakyat, kata ketiga pejabat itu dalam pernyataan mereka.

Situs-situr warisan budaya dunia di sana rusak parah, kadangkala tak bisa diperbaiki, dan empat di antaranya digunakan untuk tujuan militer atau berubah menjadi medan tempur.

Terlebih lagi, situs arkeologi di Suriah secara sistematis dijarah dan penyelundupan gelap benda warisan budaya mencapai tingkat yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Dunia masih ingat jelas, Taliban menghancurkan patung raksasa Buddha berusia ribuan tahun di Afghanistan, semata karena fanatisme ekstrim dan egoisme kronis pada kebenaran kaum yang mereka paksakan. 

Ketiga pejabat senior itu juga memperingatkan, warisan budaya dunia di Suriah dilaporkan telah secara sengaja dijadikan sasaran karena alasan ideologi, dan semua lapisan kebudayaan Suriah telah diserang.

"Penghancuran warisan yang sangat berharga seperti itu memiliki dampak sangat besar pada identitas dan sejarah rakyat Suriah serta seluruh umat manusia, dan merusak dasar masyarakat selama bertahun-tahun ke depan," kata mereka.

Ketiga pejabat tersebut menyeru semua pihak agar segera menghentikan semua pengrusakan warisan budaya Suriah serta menyelamatkan dan melindungi mosaik sosial yang kaya di negeri itu serta warisan budaya, sejalan dengan Resolusi 2139 Dewan Keamanan PBB.

Krisis berkepanjangan di Suriah telah membuat jutaan orang meninggalkan tempat tinggal mereka. Mereka menjadi pengungsi di dalam negeri mereka, atau menyelamatkan diri ke negara tetangga Suriah; terutama Lebanon dan Jordania.

Menurut statistik baru-baru ini, lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflik di Suriah selama tiga tahun; 9,3 juta orang memerlukan bantuan, dan 4,65 juta di antara mereka adalah anak-anak.

Menurut UNICEF, satu dari 10 anak pengungsi bekerja dan satu dari setiap lima pernikahan perempuan Suriah yang terdaftar di Jordania --yang menampung 500.000 pengungsi Suriah-- adalah anak di bawah usia 18 tahun.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014