Jakarta (ANTARA News) - Badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat (NASA) telah bergabung untuk membantu pencarian pesawat Malaysia Airlines MH730 yang hilang sejak Sabtu (8/3) lalu.

Pejabat NASA mengatakan pihaknya sejak Selasa (10/3) telah mengkaji upaya-upaya untuk dapat berkontribusi dalam pencarian MH370.

"Upaya yang dilakukan termasuk mengumpulkan data satelit yang diperoleh sebelumnya dan menggunakan aset yang berada di antariksa, seperti satelit Earth-Observing-1(EO-1) dan kamera ISERV di Stasiun Antariksa Internasional , untuk mendapatkan citra baru kemungkinan lokasi kecelakaan," kata juru bicara NASA Allard Beutel

"Resolusi dari citra yang dihasilkan instrumen ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi objek yang ukurannya sekitar 98 kaki (30 meter)," katanya melalui pesan elektronik kepada Space.com yang dilansir 12 Maret.

NASA juga akan mengirim data relevan kepada Geological Survey's Earth Resources Observations and Science Hazard Data Distribution System yang memfasilitasi pertukaran informasi sejak Piagam Antariksa Internasional  dan Bencana Besar diaktifkan .

Piagam itu, --yang bertujuan untuk mengurangi dampak bencana alam dan ulah manusia dengan melancarkan pengiriman data antariska--, diaktifkan pada Selasa (11/3) oleh China, seperti dilansir media CNET .

MH370 lepas landas dari Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu, saat menuju Beijing, China. Kurang dari satu jam setelah lepas landas, pesawat hilang kontak dari radar mendara kendali lalu lintas udara. Hingga kini, keberadaan pesawat jet  Boeing 777, yang membawa 227 penumpang dan 12 awak itu, belum diketahui 

Pada Rabu, pejabat Cina mengumumkan satelit negaranya menemukan lokasi kemungkinan tempat hilangnya MH370. Pesawat ruang angkasa China menangkap gambar tiga benda besar di perairan timur laut Kuala Lumpur yang menjadi jalur penerbangan pesawat itu.

Namun, Malaysia mengatakan pihaknya tidak menemukan apapun di lokasi yang dideteksi satelit China menjadi tempat hilangnya pesawat MH370, seperti dilansir media ABC.

Hilangnya MH370 mengingatkan pada Air France Flight 447, yang hilang di atas Samudera Atlantik pada Juni 2009, setelah lepas landas dari Rio de Janeiro, Brasil menuju Paris, Prancis. 

Dibutuhkan lima hari untuk menemukan reruntuhan Flight 447 dan hampir dua tahun untuk menemukan dan mengambil data dari kotak hitam pesawat itu dari dasar laut.

Penerjemah: Indra Arief Pribadi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014