Sekalipun dokter dikenal memberikan diagnosa yang salah pada masa lalu, namun mereka jauh dapat lebih percaya dibandingkan mesin Google
Jakarta (ANTARA News) - Sebuah penelitian terbaru memperlihatkan, satu dari lima orang lebih mempercayai diagnosa mesin pencari Google dibandingkan diagnosa dokter.

Berdasarkan penelitian ini, diketahui sebanyak 42 persen partisipan mengaku mengonsultasikan gejala yang mereka derita pada Google sebelum memutuskan pergi ke dokter. Kemudian, 27 persen dari partisipan ternyata percaya sepenuhnya pada diagnosa Google.

Saat ditanya alasannya, mereka menjawab dengan jawaban beragam.

Berikut lima alasan yang mereka kemukakan: 1. Lebih cepat daripada harus mengatur janji dengan dokter (46 persen) 2. Tak yakin gejala yang dirasakan mengharuskan untuk mengunjungi dokter (39 persen). 3. Tak memiliki banyak waktu mengunjungi dokter (38 persen). 4. Berpikir dokter tak akan menyikapi serius penyakit saya (21 persen). 5. Dokter tahu banyak (pengetahuan dokter lebih luas), (18 persen).

"Sekalipun dokter dikenal memberikan diagnosa yang salah pada masa lalu, namun mereka jauh dapat lebih percaya dibandingkan mesin Google," kata Senior Associate for Medical Accident Group, Ally Taft, seperti dilansir Female First.

Ia menyarankan Anda untuk percaya pada dokter sekalipun mungkin mereka melakukan kesalahan. Menurutnya, siapapun dapat mendapatkan informasi dari internet, akurat atau tidak dan karena ini (soal penyakit) dapat Anda temukan di sana.

Namun, seringkali Anda melupakan bahwa internet juga dipenuhi informasi tak benar. Berdasarkan survei diketahui, partisipan yang menggunakan Google untuk mendiagnosa penyakitnya, sebanyak 42 persen didiagonsa dengan tepat. Sementara, 58 persen sisanya tidak. Kemudian, 54% dari partisipan yang sebelumnya telah menggunakan Google untuk mendiagnosa diri sendiri mengakui merasa cemas tentang penyakit yang berpotensi mereka derita.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014