... kenyataannya, dunia tidak seindah yang diimpi-impikan. Kehidupan ternyata sering amat keras bahkan kejam... "
Jakarta (ANTARA News) - Gong besar itu sudah ditabuh PDI Perjuangan, dengan mengumumkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 nanti;  sekaligus membuat peta persaingan menjadi presiden ketujuh Indonesia semakin menarik.

"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya siap melaksanakan amanat itu," ucap Joko Widodo, saat mengumumkan mandat PDI Perjuangan bagi dia untuk menjadi calon presiden.

"Saya sudah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri, untuk menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan," katanya.

Namun menjadi presiden tentu memiliki tantang lebih kompleks dibandingkan (sekadar) pemimpin di daerah maupun wilayah. Tantangan yang dihadapi lebih luas dan beragam.

Untuk hal itu, Presiden Susilo Yudhoyono sejak jauh hari sebelumnya telah mengingatkan para calon presiden untuk bersiap menghadapi hal itu semua.

"Nah jika Anda benar-benar siap dan yakin akan berhasil dalam pemilihan presiden mendatang, maka persiapkanlah segalanya. Persiapkan diri Anda dan juga keluarga Anda. Persiapkan mental Anda. Persiapkan fisik Anda," kata dia.

"Persiapkan biaya dan logistik untuk perjuangan politik Anda, tentu dari sumber yang sah serta dengan cara-cara yang halal dan tidak melanggar hukum. Pendek kata, bersiap dirilah untuk memasuki gelanggang politik yang keras dan sering kejam, termasuk keras dan kejamnya kompetsi dalam pemilihan presiden nanti," kata Yudhoyon,  dalam salah satu bagian bukunya, Selalu Ada Pilihan.

Yudhoyono mengingatkan tidak ada istilah belajar atau ujicoba atau penyesuaian saat terpilih dan menjalankan tugas sebagai presiden pada hari pertama bekerja.

"Lebih jauh lagi jika kelak memang Anda terpilih menjadi Presiden, Anda juga harus siap untuk langsung bekerja. Tidak ada lagi waktu untuk baru mulai belajar. Sejak hari pertama Anda sudah langsung terjun ke medan tugas dan langsung memimpin negeri ini, utamanya menjalankan roda pemerintahan" katanya.

Fitnah dan prasangka buruk juga kerap kali menerpa seorang presiden saat menjalankan tugasnya.

"...jika nanti di antara Anda ada yang menjadi presiden, janganlah kecil hati dan merasa dunia sudah kiamat jika Anda dihujani dengan fitnah. Anggaplah semuanya itu sebagai ujian dan cobaan Tuhan atas anugerah yang diberikan kepada Anda menjadi pemimpin negeri ini," kata Yudhoyono, di dalam buku itu.

Yudhoyono membahas tentang hal-hal yang akan dihadapi seorang calon presiden dan wakil presiden dalam tiga bab dari empat bab bukunya.

"Saya terus mengingatkan etika dan tata krama politik yang harus dijunjung tinggi oleh siapa pun. Dalam urusan pemerintahan, atas bupati, wali kota, dan gubernur ya presiden. Siapapun presidennya. Bukan ketua umum partai politik. Sistem akan kacau dan rakyat akan bingung jika ada pejabat pemerintah yang tidak bisa menempatkan diri dengan tepat," paparnya.

Bagi para calon presiden, pria yang menjabat sebagai presiden melalui pemilihan langsung selama dua masa jabatan itu juga mengatakan tidak serta merta semua orang sepaham atau selalu sepakat dengan presiden.

"... kenyataannya, dunia tidak seindah yang diimpi-impikan. Kehidupan ternyata sering amat keras bahkan kejam. Di satu sisi manusia sering bersikap lemah lembut, santun, toleran, moderat dan rasional. Tetapi di sisi lain manusia kerap pula menjadi kasar, ekstrem, agresif dan tidak rasional," kata dia. 

"Sebagai seorang pemimpin yang mengalami suka-duka dan pahit -getirnya keadaan, perlakuan dari saudara-saudara saya rakyat Indonesia dari kedua keadaan itu selalu saya jumpai," katanya.

Jangan selalu berharap disayang media

Seorang presiden, kata Yudhoyono, jangan selalu berharap menjadi "kesayangan" media dan selalu memberikan pemberitaan yang menyanjung setiap saat.

"...saya pikir-pikir sikap pers yang kritis dan banyak minor-nya terhadap saya itu ada pula kebaikannya. Ada pula manfaatnya. Paling tidak saya akan selalu menjaga diri baik-baik. Jangan sampai berbuat salah. Jangan sampai menyalahgunakan kekuasaan yang saya miliki. Belum tentu salah saja ngegebukin -nya sudah tidak ketulungan. Apalagi jika ada kekeliruan saya dalam mengambil keputusan, kebijakan dan tindakan," paparnya.

Ia menegaskan, "Sejarah banyak mengisahkan bahwa banyak pemimpin yang tadinya sangat kuat dan sangat berkuasa akhirnya harus meninggalkan kekuasaannya secara tragis, karena selama ia berkuasa tidak ada yang berani mengkritik atau menentangnya."

Pada 9 April mendatang, masyarakat mulai memilih para wakil rakyat yang akan menduduki posisi di DPR, DPRD dan DPD. Dan pada Juli mendatang pemilihan langsung ketiga dalam sejarah Indonesia, 2004, 2009 dan kini 2014 untuk menentukan siapa Presiden pada lima tahun mendatang akan dilakukan.

"Sabagai presiden, andalah yang bertanggungjawab. Anda tidak boleh menggantungkan kepada orang lain. Anda yang mengambil keputusa," kata Yudhoyono. 

"Anda yang menetapkan kebijakan strategis. Anda yang memberikan perintah dan direktif. Anda yang melakukan pengawasan serta tindakan korektif. You are the most responsible person in this country," kata Yudhoyono.

Para calon presiden saat ini sudah mulai mendeklarasikan niatnya, rakyat yang akan menentukan pilihannya dan perjalanan waktu yang akan menunjukkan apakah presiden yang terpilih nantinya akan memenuhi ekspektasi masyarakat.

Oleh Panca Prabowo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014