Dengan memanfaatkan pasar modal maka perusahaan akan menjadi sehat karena dapat membenahi struktur modal, meningkatkan kredibilitas dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG),"
Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan perusahaan nasional dapat memanfaatkan pasar modal untuk mengembangkan kinerja dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

"Dengan memanfaatkan pasar modal maka perusahaan akan menjadi sehat karena dapat membenahi struktur modal, meningkatkan kredibilitas dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG)," ujar Dewan Komisioner OJK Bidang Pengawas Pasar Modal Nurhaida di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa ketentuan GCG di industri pasar modal Indonesia akan disejajarkan dengan global sehingga perusahaan terbuka (emiten) siap bersaing dengan perusahaan asing ketika pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.

"Dalam AEC (Asean Economic Community) dituntut untuk memiliki perusahaan yang sehat, saat ini merupakan waktu bagi perusahaan untuk dapat memanfaatkan sebaik-baiknya pasar modal," ucapnya.

Menurut Nurhaida, dengan pemahaman yang baik tentang pentingnya peran industri pasar modal maka jumlah perusahaan tercatat akan semakin banyak.

"Kami akan adakan terus edukasi mengenai mekanisme penawaran umum yang lebih rinci sehingga dapat digali lebih jauh informasinya mengenai pasar modal," paparnya

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan bahwa anggota Kadin merupakan salah satu sumber yang bisa digali untuk mendorong peningkatan jumlah emiten di BEI.

"Anggota Kadin berpotensi masuk ke pasar modal, yang penting edukasi dan penyuluhan terus digerakan karena mungkin masih banyak yang belum paham manfaat dari pasar modal," ucapnya.

Padahal, kata dia, menjadi perusahaan terbuka itu banyak manfaatnya karena pasar modal merupakan salah satu opsi yang menarik untuk mencari dana ekspansi di tengah ketatnya likuiditas keuangan.

"Beberapa anggota Kadin juga banyak yang belum mengetahui bahwa dengan menjadi perusahaan terbuka ada kebijakan insentif pajak yang bisa dimanfaatkan, hal-hal seperti itu yang bisa menjadi daya tarik bagi calon emiten," kata Suryo Bambang Sulisto.

Ia mengakui bahwa banyaknya perusahaan keluarga juga menjadi salah satu kendala yang sulit untuk mendorong perusahaan masuk ke pasar modal karena khawatir akan membuat bisnisnya tidak independen.

"Karena rata-rata anggota Kadin merupakan perusahaan keluarga, muncul juga persepsi bahwa pasar modal akan menghilangkan independensinya di perusahaan, padahal sebenarnya manfaat masuk pasar modal lebih banyak karena bisa lebih profesional," kata dia.

Suryo Bambang Sulisto mengemukakan bahwa pihaknya akan bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan untuk meyakinkan perusahaan yang sehat untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).

"Setiap sektor berpotensi menjadi emiten, kita akan bekerjasama dengan OJK," ucapnya. (*)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014