Manado (ANTARA News) - Kerusuhan politik di Ukraina tidak memengaruhi ekspor ke negara tersebut, apalagi permintaan produk pangan dan ikan relatif cukup tinggi, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara Olvie Atteng.

"Ekspor Sulut ke Ukraina rutin dilakukan. Misalnya, pada akhir 2013 hingga awal tahun ini, Sulut mengekspor ikan beku dan tepung kelapa," kata Olvie Atteng di Manado, Rabu.

Olvie mengungkapkan komoditas paling banyak diekspor Sulut, yakni produk pangan sehingga sangat dibutuhkan semua negara.

"Untungnya komoditas ekspor Sulut merupakan produk pangan sehingga mau tidak mau harus dibeli. Jadi, kerusuhan di Ukraina itu tidak mengganggu ekspor," ujarnya.

Pihaknya sudah menanyakan kepada eksportir, ternyata permintaan ekspor tetap tinggi karena produk yang dijual Sulut sangat dibutuhkan di Ukraina, katanya.

Menurut dia, ekspor ikan beku ke Ukraina tercatat 24 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 144.000 dolar Amerika Serikat. Begitu pula, tepung kelapa sebanyak 39 ton dengan nilai 55.575 dolar AS.

Dalam beberapa pekan terakhir ini kerusuhan terjadi di Ukraina akibat aksi para demonstran turun ke jalan dan terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian setempat.

Pewarta: Jootje Kumajas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014