Kasus ini harus dituntaskan dengan cepat. Jika tidak, dikhawatirkan akan menjadi tren, yakni anak buah yang emosional akan dengan gampang menembak atasannya,"
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui Polda Metro Jaya untuk segera menuntaskan kasus penembakan diantara anggota kepolisian, termasuk penembakan terhadap AKBP Pamudji yang diduga oleh bawahannya Brigadir Susanto.

"Kasus ini harus dituntaskan dengan cepat. Jika tidak, dikhawatirkan akan menjadi tren, yakni anak buah yang emosional akan dengan gampang menembak atasannya," kata Ketua Presidium IPW Neta di Jakarta, Rabu.

Neta mengimbau Polri juga harus mengevaluasi penggunaan senjata api di jajaran seluruh anggota Polri, terutama di jajaran bawahan.

"Artinya tes psikologis secara reguler terhadap polisi pemegang senjata api harus dilakukan dengan serius. Tujuannya agar kasus polisi tembak atasanya tidak terulang," katanya

Menurut Neta tekanan di kota besar Jakarta, penghasilan serta berbagai problematika memicu tekanan psikologis.

"Tekanan psikologi yang berat itu kerap menimbulkan dua hal. Pertama, polisi gampang bunuh diri yang trennya meningkat dari tahun ke tahun). Kedua, polisi gampang kalap dan emosional serta gampang melepaskan tembakan, termasuk kepada rekannya atau atasannya," katanya.

Apalagi, Neta menambahkan, Jakarta menjadi barometer kemananan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Indonesia.

Selain itu, kasus penembakan itu dinilai mencederai situasi keamanan Jakarta yang sangat kondusif setelah tiga hari masa kampanye Pemilu 2014.

"Yang membuat tragis lagi, jika di tahun-tahun sebelumnya muncul tren aksi penembakan misterius terhadap polisi, kini yang terjadi adalah polisi menembak polisi," katanya.

Bagaimanapun, Neta menilai, kasus tersebut menjadi pukulan psikologis bagi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno.

Dia mendesak agar kondisi tersebut perlu dicermati karena menjadi pukulan bagi korps kepolisian, terutama Polda Metro Jaya.

"Sebab kasus penembakan itu terjadi saat Kapolda Metro Jaya dan jajarannya sedang melakukan acara pisah sambut antara kapolda lama dengan Kapolda baru," katanya.

Sebelumnya, AKBP Pamuji diduga tewas tertembak oleh Brigadir Susanto pada Selasa (18/3) sekitar pukul 21.50 WIB di kawasan Polda Metro Jaya.

Kepala Siaga Piket Pelayanan Markas (Yanma) Kompol Suryani mengatakan saksi atau diduga pelaku Susanto telah diamankan.

"Atas kejadian tersebut, saksi atau diduga pelaku Brigadir Susanto telah diamankan oleh piket provost Iptu Amrizal," katanya.

Yani menjelaskan berdasarkan keterangan saksi Komandan Regu (Danru) dua Piket Yanma Polda Metro Jaya, Aiptu Dede Mulyani, sempat terjadi percekcokan antara AKBP Pamuji dengan Brigadir Susanto sebelum insiden penembakan.

Kemudian, lanjut Yani, tidak lama setelah saksi Dede meninggalkan Tempat Kejadian Perkara (TKP), terdengar suara tembakan sebanyak dua kali, dan saksi melihat korban telah terluka.

"Korban langsung menjalani pemeriksaan medis di Bid Dokkes Polda Metro Jaya dan saksi brigadir diamankan di piket provost polda," kata Yani.

Para penyidik Polda Metro Jaya langsung melakukan olah TKP yang dilakukan secara tertutup dan saat ini tidak ada yang diperkenankan masuk dalam lokasi kompleks Polda Metro Jaya.

Sementara, jasad AKBP Pamuji telah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, setelah korban dinyatakan meninggal dunia.

(J010/Z003)

Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014