Permasalahan pelanggaran kepemilikan hak cipta tidak akan pernah selesai jika tidak dilengkapi dengan bukti otentik dari pemiliknya
Bandarlampung (ANTARA News) - Maraknya pelanggaran hak cipta gambar maupun dokumen penting menginspirasi Rian Yunandar, mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Darmajaya Lampung, menciptakan aplikasi yang mampu melindungi hak cipta suatu citra digital dengan teknik watermarking (citra tanda).

Menurut Rian, di Bandarlampung, Kamis, teknik ini dapat dianggap sebagai sidik digital (digital signature) dari pemilik sah atas produk multimedia tersebut.

Dia mengemukakan bahwa makin berkembang teknologi informasi saat ini memudahkan seseorang untuk melakukan pelanggaran hak cipta yang ditandai dengan semakin mudah mengakses informasi dan mendapatkan data dari dunia maya atau internet.

"Untuk menanggulangi hal tersebut, saya mencoba menciptakan aplikasi proteksi hak cipta menggunakan metode image blending dengan teknik citra gambar yang tersembunyi dan tidak tersembunyi atau visible and nonvisible watermaking. Metode ini disimulasikan dengan pencampuran nilai pixel original image atau gambar asli dengan image mark, yaitu penanda gambar dan mengkonversinya menjadi citra gambar," katanya.

Karyanya tersebut bermanfaat untuk dapat memberikan teknik proteksi hak cipta terhadap citra digital, citra gambar khususnya.

Citra yang diproteksi diharapkan memiliki tingkat keamanan yang baik dan mempunyai metode yang kuat untuk proses verifikasinya, katanya pula.

Pemberian signature dengan teknik watermarking ini, kata Rian, diproses sedemikian rupa sehingga informasi yang disisipkan tidak merusak data digital yang dilindungi.

Karenanya, lanjut pria kelahiran 30 Oktober 1992 ini, secara kasat mata orang tidak menyadari kalau di dalam data multimedia tersebut terkandung lebel kepemilikan pembuatnya.

"Permasalahan pelanggaran kepemilikan hak cipta tidak akan pernah selesai jika tidak dilengkapi dengan bukti otentik dari pemiliknya. Untuk itu, perlindungan hak cipta dari suatu citra digital sangat diperlukan, dan aplikasi proteksi hak cipta dengan teknik citra tanda ini diharapkan dapat membantu masyarakat melindungi karya mereka dari plagiarisme," katanya lagi.

Beberapa kelebihan aplikasi buatannya, dikatakan anak sulung dari dua saudara ini, selain kapasitasnya yang lebih kecil, juga lebih simpel dan mudah diakses oleh siapa pun, termasuk masyarakat awam.

"Hal yang terpenting, aplikasi ini tidak berbayar, semua orang bisa menggunakannya secara gratis," ujar Rian pula.

Dia mengakui bahwa aplikasi proteksi hak cipta dengan teknik citra tanda ini masih perlu perbaikan, khususnya dalam mengantisipasi serangan watermax.

Berkaitan hal ini, Rian menyatakan bahwa dirinya masih akan melanjutkan penelitiannya agar aplikasi tersebut menjadi lebih baik dan metode yang digunakan lebih canggih.

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014