"Panen ini merupakan panen perdana varietas padi unggulan di wilayah ini," ujar Kepala LIPI Lukman Hakim setelah panen perdana itu di Konawe Selatan, Kamis.
Panen perdana itu, antara lain dihadiri Wakil Bupati Konawe Selatan Soetohardjo Pandiu, Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara M. Saleh Lasata, Anggota Komisi VII DPR, dan pejabat lainnya.
Padi yang dipanen tersebut, ditanam pada Desember 2013. Padi yang ditanam adalah varietas unggulan yang cocok untuk lahan kering seperti di Sulawesi.
Inpago LIPI Go1 memiliki keunggulan, antara lain potensi hasil 8,18 ton per hektare, setara 4,45 ton per hektare, umur tanaman 110 hari, tahan terhadap tiga hama utama Indonesia, rendemen beras putih 68,8 persen, beras kepala 74,45 persen, dan toleran kekeringan.
Varietas Inpago LIPI Go2 memiliki keunggulan, seperti potensi hasil 8,15 ton per hektare, setara 5,17 ton per hektare, umur tanaman 114 hari, tahan terhadap tiga ras blas utama, rendemen beras putih 68,50 persen, beras kepala 88,26 persen, toleran kekeringan, dan agak toleran cekaman aluminium.
"Hasil penelitian semakin banyak dipakai maka akan semakin berkembang," kata Lukman.
Penyediaan varietas unggul tersebut juga sebagai bentuk adaptasi petani terhadap perubahan iklim. Varietas unggulan itu, telah diuji coba di 20 lokasi di Tanah Air.
Hasil panen yang diperoleh meningkat jika dibandingkan padi lokal. Padi gogo LIPI mampu menghasilkan enam hingga delapan ton untuk setiap hektare.
Wakil Gubernur Sulawesi M. Saleh Lasata mengatakan teknologi sangat diperlukan masyarakat di wilayahnya, terutama untuk perkebunan dan pertanian.
Sulawesi Tenggara sudah surplus produksi beras sekitar 47.000 ton per tahun.
Wakil Bupati Konawe Selatan Soetohardjo Pandiu mengatakan varietas padi unggulan diperlukan untuk meningkatkan produksi di wilayah itu.
"Untuk itu, kami perlu bekerja sama dengan LIPI dalam hal peningkatan hasil panen," katanya.
(I025/M029)
Pewarta: Indriani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
