Jangan sampai kesalahan yang lalu terulang, ketika pelaku industri kreatif lain diambil negara tetangga
Denpasar (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat meyakini industri kreatif nasional mampu melampaui kontribusi produk kreatif Korea Selatan dalam lima tahun ke depan.

Menurut Menperin, untuk dapat melampaui industri kreatif Korea Selatan, dibutuhkan upaya sinergis dari pemerintah, pelaku industri dan pemangku kepentingan lain, guna menuntaskan hambatan-hambatan seperti minimnya akses pembiayaan, akses pasar, dan juga perlindungan hak kekayaan intelektual.

"Korea memiliki sektor kreatif teratas di dunia. Kita dapat menyusulnya, jika unsur-unsur yang terkait juga kreatif dalam membantu menciptakan peluang," ujar Hidayat, saat meresmikan Denpasar Design Center (DDC), Jumat.

Menurut Hidayat, belum meratanya akses pembiayaan masih menjadi masalah yang belum terpecahkan bagi pelaku industri kreatif, dan wirausaha di sektor usaha kecil dan menengah lainnya.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Perdagangan pada Januari 2014, sebanyak 60 persen unit UKM, yang di dalamnya termasuk pelaku industri kreatif masih kesulitan mendapatkan akses pembiayaan.

"Jangan sampai kesalahan yang lalu terulang, ketika pelaku industri kreatif lain diambil negara tetangga karena lebih mudah mendapat akses pembiayaan, dibandingkan di Indonesia yang sulit," kata Hidayat.

Ia pun mengatakan sudah mengupayakan ke Kementerian Keuangan untuk pemerataan kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku industri kreatif.

Selain akses pembiayaan, Hidayat menekankan bagi pelaku industri kreatif untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas daya saing produknya. Salah satunya dengan menjaga kekayataan intelektual dalam produk yang diciptakan, dengan mendaftarkannya kepada pemerintah.

Kemudian, akses pasar dari produk kreatif, kata Hidayat, akan diupayakan oleh pemerintah agar mendapat fasilitas yang lebih mudah sehingga dapat meningkatkan persaingan dengan produk impor.

"Saya juga apresiasi dengan adanya e-commerce dapat meningkatkan akses pasar bagi pelaku industri," ujarnya

Pada 2012, sektor industri kreatif berkontribusi bagi Produk Domestic Bruto (PDB) sebesar 6,69 persen atau senilai Rp573 triliun.

Menurut Hidayat, Provinsi Bali memiliki potensi teratas dalam hal sumber daya manusia untuk mengembangkan industri kreatif.

Salah satu subsektor produk industri kreatif dari Bali yang dilingkupi Kemenperin, yakni kerajinan, pada 2013 berkontribusi untuk devisa negara sebesar 200,66 juta dolar AS.

"Kita punya Bali yang teratas, kemudian, Bandung, Yogyakarta, dan daerah-daerah di luar Pulau Jawa juga menjadi andalan kita," ujar Hidayat.


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014