Denpasar (ANTARA News) - Menteri Perindustrian RI MS Hidayat meresmikan Balai Diklat Industri (BDI) sebagai Pusat Industri Kreatif Bali, yang diharapkan dapat menjadi tempat lahirnya karya-karya yang mampu merajai pasar produk kreatif global.

"Saya harapkan tidak hanya pusat kreatif Bali, namun juga secara nasional, kemudian global dan muncul lahirnya produk-produk yang bersaing di pasar internasional," kata MS Hidayat dalam sambutannya di Gedung Pusat Industri Kreatif Bali, Denpasar, Jumat.

Menurut Hidayat, Bali merupakan wilayah potensial yang mampu melahirkan tenaga-tenaga kreatif, yang juga didukung pesona kearifan lokal dan telah terbukti disukai wisatawan mancanegara. Maka dari itu, selain sektor pariwisata, industri kreatif merupakan sektor potensial yang dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi termasuk, penciptaan lapangan kerja di Bali.

Sebagai gambaran, subsektor industri kreatif yakni kerajinan, pada 2013 berkontribusi untuk devisa negara sebesar 200,66 juta dolar AS, berdasarkan data pemerintah provinsi Bali.

Ekspor produk kerajinan itu berkontribusi sebesar 41,23 persen dari total ekspor Bali sebesar 486,96 juta dolar AS pada 2013.

Subsektor kerajinan itu sendiri dibagi menjadi 17 produk dagang. Produk yang paling besar menyumbangkan devisa adalah hasil industri dari bahan baku kayu berupa patung dan jenis cendera mata lainnya dengan nilai 90,61 juta dolar AS.

Dalam pidatonya, Menperin Hidayat menambahkan bahwa industri kreatif secara keseluruhan telah berkontribusi sebesar 6,9 persen atau Rp573 triliun untuk Product Domestic Bruto (PDB) pada 2012.

"Selain itu, sektor kreatif menempati posisi keempat dari 10 sektor ekonomi dalam menyerap tenaga kerja dengan 11.799.568 pekerja dari data terakhir pada 2012," ujar dia.

Kunci sukses pengembangan industri kreatif, ujar Hidayat, sebenarnya tetap bergantung pada komitmen pemangku kepentingan terkait seperti asosiasi bisnis, lembaga penelitian dan pengembangan, pemerintah, investor dan perbankan.

Sektor perbankan, kata dia, harus memiliki andil untuk menyelesaikan masalah yang masih menghantui pelaku industri kreatif yakni akses pembiayaan.

"Memang ini menjadi masalah yang belum terpecahkan soal pembiayaan, saya sudah berkoordinasi dengan sektor finansial untuk menyelesaikan ini," ujar dia.

Pusat Industri Kreatif di Bali dibangun di atas lahan 1,2 hektare dengan luas bangunan seluruhnya 8.445 meter persegi.

Lokasi ini diharapkan dapat menjadi tempat berkumpulnya para pelaku industri kreatif, sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas dan daya saing produk kreatif yang akan diciptakan.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014