New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia terangkat sedikit lebih tinggi pada Jumat (Sabtu pagi WIB) karena ketegangan Ukraina, tetapi kenaikannya dibatasi oleh dolar yang terus menguat.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, bertambah 56 sen dari penutupan Kamis menjadi 99,46 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei naik 47 sen menjadi 106,92 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Pasar minyak sedang didorong lebih tinggi oleh meningkatnya kekhawatiran gangguan dalam pasokan minyak mentah menyusul perluasan sanksi AS terhadap Rusia," kata analis broker PVM yang berbasis di London seperti dilansir AFP.

Para pedagang memantau dengan cermat peristiwa di Eropa Timur setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa mengumumkan sanksi baru terhadap Moskow pada Kamis atas aneksasi Krimea.

Sanksi AS membidik tokoh kunci dalam industri minyak dan gas Rusia, miliarder pedagang yang berbasis di Jenewa, Gennady Timchenko, yang perusahaannya Gunvor menangani banyak ekspor energi Rusia.

"Gunvor adalah salah satu pedagang komoditas terbesar di dunia," CMC Markets Singapura mengatakan dalam sebuah komentar pasar.

"Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan memiliki investasi di perusahaan tersebut dan berhubungan langsung ke aktivitas energi Timchenko," katanya.

Gunvor membantah keterkaitan Putin dan mengatakan Timchenko telah menjual sahamnya ke mitranya menjelang sanksi, seolah-olah menjaga Gunvor sendiri di luar penerapan sanksi.

Tetapi langkah Washington menjelaskan bahwa industri energi dapat terdampak oleh ketegangan yang meningkat.

Rusia menyediakan sekitar seperempat dari pasokan gas alam di Eropa, dengan sebagian besar mengalir melalui pipa yang melintasi Ukraina.

Para pedagang takut bahwa eskalasi krisis akan mengganggu pasokan tersebut.

Dolar tetap lebih tinggi setelah melompat pada Rabu karena etua Federal Reserve Janet Yellen menyatakan bahwa beberapa kenaikan suku bunga akan datang awal tahun depan.

Karena minyak mentah dihargakan dalam dolar, penguatan unit AS membuat komoditas lebih mahal, meredam permintaan dan harga.

(Uu.A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014