Kiev (ANTARA News) - Pasukan Rusia mengepung pangkalan udara Ukraina di Krimea dan mengultimatum pasukan di dalamnya untuk menyerah, kata wakil komandan pangkalan di Belbek, dekat Sevastopol, seperti dikutip Reuters hari ini.

"Pasukan Rusia di lapangan terbang kami, memberi kami waktu satu jam untuk menyerah atau mereka akan menyerbu. Kita akan ke mana-mana, mari kita lihat apakah terjadi penyerbuan ini," kata Oleg Podovalov kepada Reuters.

Sementara itu Majelis Tinggi Parlemen Rusia Jumat meratifikasi perjanjian untuk penyatuan kembali Semenanjung Krimea dengan Rusia.

Pemungutan suara itu dilakukan sehari setelah Majelis Rendah negara, Duma Negara, memberikan persetujuannya.

Dewan Federasi meloloskan prakarsa itu dengan 155 berbanding 166 suara senator yang mendukung Krimea dan kota Sevastopol, yang memiliki status khusus di kawasan ini, bersatu kembali dengan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, proses hukum menyetujui reunifikasi semenanjung di Laut Hitam itu dengan Rusia setelah 60 tahun sebagai bagian dari Ukraina akan selesai akhir pekan.

Minggu pekan lalu, referendum mengenai status Krimea menunjukkan lebih dari 96 persen pemilih di wilayah tersebut menyatakan bergabung dengan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin bersama dengan Perdana Menteri Krimea Sergei Aksyonov, dan pemimpin lain dari wilayah ini menandatangani kesepakatan itu Selasa di Kremlin, menyatakan Republik Krimea sekarang sepenuhnya wilayah Rusia.

Para pemimpin di republik yang didominasi etnis Rusia menolak mengakui keabsahan pemerintah di Kiev, yang tampil berkuasa menyusul demonstasi dengan kekerasan bulan lalu.  Krimea justru mencari reunifikasi dengan Rusia.

(H-AK)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014