Rotterdam (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia dan Belanda mewujudkan kerja sama penanggulangan banjir di Jakarta dan berbagai wilayah rawan banjir lainnya.

"Pekan depan Menteri Infrastruktur Belanda datang ke Indonesia menyampaikan master plan pembangunan proyek kerja sama ini," kata Michiel de Lijster dari Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan Belanda di Bendungan Maeslantkering Barrier di Pelabuhan Rotterdam, Minggu, sebelum kedatangan Wakil Presiden Boediono untuk meninjau bendungan itu.

Bendungan raksasa yang dibangun Belanda pada 1991 dan diresmikan pada 1997 itu mampu menghambat air laut saat pasang atau saat badai sehingga menyelamatkan lahan pertanahan Belanda yang berada di bawah permukaan air laut.

Kedatangan Wapres Boediono di Maeslantkering Barrier disambut oleh Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Belanda Melanie Henrietta Schultz van Haagen-Maas Geesteranus.

Melanie menyatakan bahwa penduduk Jakarta yang padat membutuhkan bangunan yang mampu melindungi dari ancaman banjir.

"Saya akan datang ke Jakarta bersama belasan perusahaan yang memiliki andil dan pengalaman untuk mengatasi banjir. Saya yakin dan tidak dapat menunggu waktu untuk ke Jakarta," kata Melanie.

Wapres mendapatkan penjelasan mengenai manajemen air (water management) di Belanda dari Willem Maak, Deputi Direktur di Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan Belanda dan kerja sama antara RI dan Belanda dalam pengelolaan air yang disampaikan oleh Guru Besar Urban Water dan Universitas Rotterdam Prof Piet Dircke.

Lijster menceritakan bahwa kerja sama antara Belanda dan Indonesia mengenai pengelolaan air sebenarnya telah berlangsung puluhan tahun namun masih sebatas wacana dan belum dapat dilakukan secara teknis operasional.

Banjir besar di Jakarta pada 2007, katanya, menggerakkan pemerintah kedua negara untuk mewujudkan kerja sama yang lebih kongkret.

"Kedua negara membuat tim bersama mulai lihat strategi hingga detilnya dan pada 2010 mulai disusun rencana induk penanggulangan banjir.

Ia mengatakan perlu badan pelaksana yang khusus menangani permasalahan banjir dan pengelolaan air.

Lijster mengatakan pembangunan bangunan yang mampu mengendalikan banjir di Jakarta membutuhkan biaya besar mencapai miliaran dolar AS.

"Belanda amat yakin bila Indonesia telah memiliki bangunan seperti Maeslantkering Barrier, (maka) bisa mengendalikan persoalan banjir," katanya.

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014