Pekanbaru (ANTARA News) - Asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau makin pekat sehingga mengakibatkan indeks pencemaran udara di sejumlah daerah di kembali ke tingkat yang berbahaya.

Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau di Pekanbaru, Rabu, indeks pencemaran udara yang terpantau di daerah Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, mencapai angka 500 Psi (pollutant standar indeks).

Indeks dengan angka di atas 300 menandakan polusi udara sudah pada level "Berbahaya" (hazardous).

Sejumlah daerah lainnya juga menunjukan kualitas udara mulai tidak sehat, seperti yang terpantau di dua alat indeks pencemaran udara milik perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia di Duri, Kabupaten Bengkalis menunjukan angka 105 dan 156. Indeks pencemaran di daera Libo juga mencapai 169, dan di Minas Kabupaten Siak mencapai 101.

"Riau memang kembali berasap," kata Kepala Divisi Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo.

Satelit NOAA-18 pada 25 Maret pukul 18.00 WIB memantau ada 41 titik panas (hotspot), meningkat dari pantauan sehari sebelumnya yang hanya memantau 5 titik panas. Titik panas tersebar di Kabupaten Rokan Hilir 12 titik, Bengkalis (11), Dumai (7), Siak (5), Pelalawan (3), Kepulauan Meranti (3).

Sedangkan, pantauan dari Satgas Pasukan Darat menunjukan ada 28 titik kebakaran besar di lapangan.

Informasi dari BMKG, Riau baru akan dilanda hujan sekitar tanggal 28 Maret.

Sebelumnya, munculnya kembali titik api dan asap juga memaksa Satgas Darurat Asap Riau mengevakuasi 24 warga akibat permukiman warga di Kabupaten Siak, Riau, terkepung asap kebakaran lahan.

"Dari puluhan warga yang diungsikan, dua diantaranya adalah balita dan delapan anak-anak," kata Kepala Penerangan Satgas Tanggap Darurat, Kolonel Robert.

Ia menjelaskan, warga yang diungsikan sebanyak delapan kepala keluarga atau 24 jiwa. Mereka adalah warga Desa Dayun Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014