Jakarta (ANTARA News) - Industri rokok kecil dan menengah yang tergabung dalam Forum Masyarakat Industri Rokok Indonesia (Formasi) meminta Pemerintah untuk mengambil langkah serius dalam menyelamatkan industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan mengacu kepada peta jalan (roadmap) industri hasil tembakau nasional dan diamanatkan oleh Undang-Undang No: 39/2007 tentang Cukai.

"Sejak 2008, pangsa pasar dan ruang gerak industri SKT semakin melemah, terutama sepanjang tahun 2013 dimana pertumbuhan ekonomi melambat dan makin minimnya insentif pemerintah terhadap kebijakan cukai untuk produk SKT," kata Ketua Harian Formasi Heri Susianto dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Selain itu, penurunan yang terjadi pada volume industri SKT tersebut semakin dipicu oleh perubahan preferensi para perokok dewasa, yang beralih dari segmen SKT kepada segmen rokok lainnya.

"Akselerasi penurunan SKT semakin nyata, dimana data tahun 2012 menunjukan pangsa pasar SKT sebesar 26,1% dan untuk 2013 menurun menjadi 23,1% atau menunjukkan penurunan sekitar 12% dari keseluruhan segmen SKT. Hal tersebut menunjukan bahwa daya saing produk SKT semakin mengecil dibandingan dengan segmen rokok lainnya," kata Heri Susianto.

Heri mengatakan, industri SKT merupakan industri padat karya, menyerap ratusan ribu karyawan pelinting yang tersebar di berbagai pabrikan rokok sepanjang pulau Jawa. Namun ironisnya regulasi di bidang cukai rokok yang ada saat ini disinyalir "meng-kerdil-kan" industri rokok segmen SKT secara nasional.

"Sebagai industri rokok padat karya maka pertumbuhan maupun penurunan pada segmen ini akan langsung berdampak pada jumlah tenaga kerja. Kita ingin SKT sebagai warisan produk asli bangsa tetap lestari dan dilindungi. Untuk itu, perlu komitmen dan keseriusan Pemerintah sesuai dengan Roadmap Industri Hasil Tembakau 2007--2020, dimana salah satu prioritas utamanya adalah melindungi industri tembakau padat karya," katanya.

Dia menambahkan bahwa industri SKT yang tersebar di berbagai kabupaten dan kotamadya di sepanjang pulau Jawa, juga dipercaya sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap Pemerintah dalam menekan tingginya angka urbanisasi tenaga kerja.

"Berbagai pabrikan rokok yang tersebar di sepanjang pulau Jawa telah menyerap ratusan ribu pelinting sigaret kretek tangan, dan langkah tersebut dinilai sebagai salah satu bentuk dukungan kami (para pabrikan rokok) kepada program pemerintah untuk menekan laju urbanisasi, disamping itu keberadaan pabrikan ini juga menjadi salah satu penyangga ekonomi kerakyatan di negeri ini," ungkapnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014