Kabul (ANTARA News) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Rabu (25), Rabu, membantah desas-desus yang menyatakan ia akan menandatangani Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA), yang kontroversial, dengan Washington sebelum meletakkan jabatan.

Tujuan kesepakatan itu ialah untuk mengizinkan kehadiran sejumlah terbatas pasukan AS di Afghanistan setelah penarikan tentara NATO dari negara tersebut paling lambat pada akhir tahun ini, lapor Xinhua.

"Itu tidak benar. Itu tidak benar," Karzai menjawab pertanyaan dalam satu wawancara eksklusif dengan Xinhua  apakah ia akan menandatangani BSA sebelum masa jabatan lima tahunnya berakhir pada 22 Mei. Wawancara tersebut dilaksanakan di Istana Presidennya, yang dijaga ketat.

Menurut undang-undang dasar di negerinya, Karzai harus menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya pada 22 Mei dan penggantinya mesti memangku jabatan pada 23 Mei.

Loya Jirga, atau majelis agung tradisional, yang dihadiri oleh 2.500 tetua suku dan tokoh terhormat dari seluruh negeri itu pada November lalu mensahkan BSA dan menyeru Karzai agar menandatanganinya sebelum akhir 2013.

Namun, Karzai mengatakan ia hanya akan menandatangani kesepakatan tersebut kalau AS setuju mendukung pembicaraan perdamaian yang berarti dengan Taliban, menghentikan penggeledahan rumah warga sipil dan memastikan pemilihan umum yang transparan.

"Jika BSA menjamin perdamaian di Afghanistan, jika itu menjamin perjuangan murni melawan terorisme, maka baik buat Afghanistan dan bagi wilayah ini," kata Karzai.

Washington telah mendesak Karzai, yang tak menjabat lagi, untuk menandatangani BSA sebelum akhir 2013, dan memperingatkan kegagalan untuk menandatangani kesepakatan tersebut akan berarti pasukan AS sepenuhnya meninggalkan negeri itu dan Afghanistan menghadapi resiko berlanjutnya perang saudara.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014