Kualitas udara menurun di beberapa tempat,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Polusi asap kebakaran di enam daerah di Provinsi Riau mulai memburuk kembali seiring dengan bertambahnya jumlah titik panas (hotspot) yang menjadi indikasi kebakaran lahan dan hutan.

Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau, di Pekanbaru, Kamis, indeks pencemaran udara menunjukan status "Tidak Sehat" di alat pemantau di daerah Petapahan yang mencapai angka 104 Psi (pollutant standard index), Duri Camp (108), dan Libo (113). Makin tinggi angka indeks pencemaran udara, maka tingkat polusi makin berbahaya khususnya dari kandungan partikel debu yang terkandung di asap atau PM10.

Polusi asap menunjukan level "Sangat Tidak Sehat" terdeteksi di daerah Duri Field (214) dan Siak (269). Bahkan, polusi asap mencapai level "Berbahaya" di daerah Bangko Kabupaten Rokan Hilir karena indeks pencemaran udara mencapai angka 344 Psi.

Selain itu, kualitas udara yang sebelumnya membaik juga mulai ke status "Sedang", seperti yang terjadi daerah Minas, Kandis, Pekanbaru, Rumbai dan Dumai.

"Kualitas udara menurun di beberapa tempat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, melalui pesan singkat kepada Antara di Pekanbaru.

Sementara itu, jumlah titik panas (Hotspot) akibat pembakaran lahan dan hutan di Riau terus meningkat. Jika pada Rabu (26/3) hotspot dari satelit NOAA hanya 68 titik, pada Kamis petang tercatat jumlahnya meningkat menjadi 173 titik. Hotspot terkonsentrasi di daerah gambut di Bengkalis (33), Pelalawan (29), Dumai (22), Rohil (22), Siak (20), Inhu (16), Inhil (11), Kuansing 7, Kampar 6, Meranti 6 dan Rohul 1.

Sedangkan dari satelit Modis ada 219 titik yaitu Bengkalis 105, Rohil 24, Dumai 18, Meranti 18, Inhil 18, Pelalawan 17, Siak 12 dan Inhu 7.

Menurut dia, adanya peningkatan dan sebaran hotspot tersebut disebabkan dua hal, yaitu karena api lama tumbuh besar lagi yang berasal dari gambut. Api yang membara di bagian bawah gambut membakar bagian permukaan, bahkan ada yang muncul di lahan berjarak 1-2 km dari bagian bawah yang terbakar.

"Yang kedua memang dibakar lagi. Pembakaran masih dilakukan oleh individu maupun kelompok, baik di lahan maupun di hutan. Dengan kondisi yang kering dan bergambut maka mudah sekali terbakar," katanya.

Untuk mengatasi itu, Sutopo mengatakan Kepala BNPB Syamsul Maarif selaku Dansatops Pengendalian Api dan Asap memerintahkan operasi diintensifikan. Patroli malam dilakukan TNI di lokasi-lokasi rawan kebakaran agar tidak dibakar lagi.

"Sebanyak 2.856 personil Satgas darat masih memadamkan titik api. TNI Zipur dan Armed dipindahkan ke Dumai untuk memadamkan titik api baru dan dua titik api dan 20 titik asap berhasil dipadamkan," ujarnya.

Sementara itu, Manggala Agni Kementerian Kehutanan berhasil memadamkan api di lahan sekitar 30 hektare (ha) dan titik asap 25,5 ha di kebun kelapa sawit di Kabupaten Siak. Helicopter melakukan water bombing 284 kali, proses modifikasi cuaca menyemai awan dengan lima ton dengan pesawat Hercules dan Cassa membuat hujan turun di Rokan Hulu dan bagian selatan Riau.

(F012/Z003)

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014