New York (ANTARA News) - Kurs dolar melanjutkan kenaikannya terhadap euro untuk hari ketiga berturut-turut pada Kamis (Jumat pagi WIB), dibantu oleh peningkatan perkiraan pertumbuhan kuartal keempat AS dan data yang lebih lamban dari Eropa.

Pada pukul 21.00 GMT (Jumat pukul 04.00 WIB), euro berada di 1,3742 dolar, dibandingkan dengan 1,3781 dolar pada akhir Rabu, lapor AFP.

Euro mencapai puncak 29 bulan pada 1,3931 dolar terhadap dolar pada 19 Maret namun sejak itu telah menyerah karena kekhawatiran "overvaluation" ketika ekonomi AS melebihi zona euro.

Departemen Perdagangan AS meningkatkan estimasi pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir 2013 menjadi 2,6 persen dari 2,4 persen, dengan kenaikan dibantu oleh belanja konsumen yang lebih besar dari perkiraan.

Tetapi di Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) melaporkan bahwa pinjaman bank untuk bisnis tetap menurun pada Februari, merosot 2,2 persen dari setahun sebelumnya.

Kenaikan dolar tidak menyeluruh, masih jatuh terhadap pound Inggris, dolar Australia dan dolar Kanada, kata Kathy Lien dari BK Asset Management.

Pound naik menjadi 1,6610 dolar dari 1,6576 dolar, sementara dolar merosot menjadi 0,8272 franc Swiss dari 0,8312 franc.

"Sayangnya para pedagang valas tidak terkesan oleh laporan hari ini dan kurangnya antusiasme juga terlihat pada saham dan obligasi," katanya.

Yen bervariasi menjelang datangnya pajak penjualan baru, karena warga Jepang dilaporkan bergegas untuk berbelanja sebelum pajak mulai berlaku pada 1 April.

Dolar naik menjadi 102,17 yen dari 102,00 yen, namun euro jatuh menjadi 140,41 yen dari 140,57 yen.

Para analis khawatir belanja konsumen bisa merosot, dan ekonomi ikut terseret, setelah pajak diimplementasikan.

"Sentimen bearish sekitar yen Jepang mungkin mengumpulkan kecepatan masuk ke April karena pelaku pasar melihat kenaikan pajak konsumen menyeret pemulihan ekonomi," kata David Song dari DailyFX.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014