Rumah tangga pada umumnya membuang sampah secara campur, tidak dipilah. Sementara itu, dari sisi lingkungan hidup, sebaiknya sampah dipilah dari sumbernya,"
Kulon Progo (ANTARA News) - Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya mengubah kultur masyarakat dalam pengelolahan sampah yang baik.

Kepala KLH Kulon Progo Suharjoko di Kulon Progo, Jumat, mengatakan kultur masyarakat yang kepeduliannya rendah terhadap pengelolaan sampah menghambat lingkungan di Kota Wates yang bersih dan rindang.

"Rumah tangga pada umumnya membuang sampah secara campur, tidak dipilah. Sementara itu, dari sisi lingkungan hidup, sebaiknya sampah dipilah dari sumbernya," katanya.

Menurut Suharjoko, sampah di pasar juga memberi masalah sendiri. Sebenarnya pasar memiliki otoritas untuk manajemen sampah, termasuk proses pemilahannya. Namun sampai saat ini belum bisa berjalan baik.

"Masalah pengolahan sampah di pasar ini memang sulit. Membutuhkan kerjasama semua pihak," katanya.

Soal masalah pohon peneduh di Kota Wates dan sekitarnya, kata Suharjoko, KLH mencoba mengatasinya dengan bertemu masing-masing sektor untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi, dan berupaya mengatasi masalah itu.

"Untuk masalah keteduhan, masalahnya adalah jalan kami sudah kehabisan tempat, sehingga kami mencari inovasi untuk mengatasi masalah ini misalnya dengan pergola atau taman. Apabila masih memiliki tempat yang cukup akan kami tanami," kata dia.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pemkab akan melakukan langkah strategis untuk mewujudkan Kota Wates yang rindang dan bersih sebelum pelaksaan penilaian Adipura.

Dia mengatakan langkah utama untuk meningkatkan nilai di bidang yang masih tertinggal, yaitu pengolahan sampah dan kurangnya pohon peneduh.

Sementara itu, lanjut Hasto, penanaman pohon peneduh, Pemkab masih mencatatnya kebutuhannya dan menganggarkannya di anggaran perubahan. Gotong royong dan sponsorship bisa dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut.(*)

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014