Jakarta (ANTARA News) - Alunan musik saluang menghadirkan nuansa Minang begitu drama musikal Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai)  dimulai.

Nuansa musik berubah menjadi musik barat saat muda-mudi berpakaian "Eropa jadul" muncul.

Yang perempuan mengenakan rok lebar warna-warni dipadu kemeja putih, Yang pria dengan kemeja berdasi, rompi, dan celana selutut dengan kaos kaki sebetis. Ceritanya, mereka berhamburan usai jam sekolah.

Siti Nurbaya (Leona The Voice) dan Samsul Bahri (Arro) menjadi bagian dari para murid-murid di sekolah Belanda itu.

Saling tertarik namun belum berucap cinta, kedua insan itu menghabiskan waktu bersama.

Di Gunung Padang, Samsul Bahri yang akan menempuh pendidikan kedokteran di Jakarta berjanji akan segera meminang Siti Nurbaya sekembalinya dia dari kota seberang. 

Sutan Hamzah (Candil) menghasut Datuk Meringgih (Andy /rif), Baginda Sulaiman ayah Siti Nurbaya (Ariyo Wahab) dan Sutan Mahmud ayah Samsul Bahri (Iman J-Rocks).

Sulaiman berutang kepada Datuk Meringgih dan sang datuk memberikan pilihan untuk membebaskan bunga hutang Sulaiman: mengawini Siti Nurbaya.

Di Jakarta, Samsul Bahri terperanjat membaca surat berisi kabar perkawinan Siti Nurbaya dengan Datuk Meringgih.

Meradang, dia kembali ke Padang dan beradu tinju dengan sang rentenir. 

Cerita pun berlanjut dengan Siti Nurbaya yang ingin lari ke Jakarta dan Samsul yang kemudian menjadi tentara.

Siti Nurbaya versi populer
Denny Malik yang merayakan 34 tahun berkarya lewat drama musikal Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) ini sengaja membuat roman ala Indonesia ini dalam sentuhan populer meski tetap mempertahankan latar belakang era 1930an.

Pria yang menjadi Art & Show Director drama ini mengungkapkan bahwa lagu-lagu baru berbahasa Indonesia khusus diciptakan untuk drama musikal ini yang diharapkan dapat diterima dengan baik, khususnya generasi muda yang tidak terlalu mengenal Siti Nurbaya.

Musik besutan Otti Jamalus yang mengiringi pertunjukan pun tidak terpaku pada satu genre.

Musik bernuansa tradisi, hip hop, disko, hingga rock menyemarakkan pagelaran yang para pemainnya yang memiliki warna suara beragam dengan kualitas yang tidak perlu diragukan.

Leona dan Arro adalah penyanyi yang memulai karirnya lewat ajang kompetisi The Voice.

Sementara pemain lainnya seperti Iman J-Rocks, Ariyo Wahab, Dewi Gita, Candil, Andy /rif dan Aria SamSonS bukanlah orang baru di blantika musik Indonesia.

Denny mengatakan, hanya dua karakter utama Samsul Bahri dan Siti Nurbaya yang melewati proses seleksi lebih ketat.

"Tapi mereka berdua mau dilatih keras dan digojlok sehingga bisa jadi pemeran utama," ungkapnya usai pertunjukan drama musikal Siti Nurbaya di Jakarta semalam. 

Proses pemilihan pemeran lain tidak berupa audisi formal, namun memang dipilih berdasarkan kecocokan karakter dalam drama.

Andy /rif menghidupkan karakter Datuk Meringgih lewat suara serak dan gestur arogan yang kental dengan gaya khasnya saat berada di atas panggung sebagai vokalis.

Candil sebagai Sutan Hamzah si penghasut tampil licik juga membuahkan tawa lewat aksi dan dialognya yang kadang sarat komedi.

Ariyo Wahab menjadi Baginda Sulaiman orangtua tunggal yang sangat menyayangi putrinya, sama seperti pasangan Sutan Mahmud dan Siti Maryam yang diperankan Iman J-Rocks dan Dewi Gita.

Aria SamSonS yang berperan sebagai Letnan van Sta, rekan Samsul Bahri saat menjadi tentara kolonial Belanda juga menyumbangkan suara merdunya di penghujung drama.

Drama musikal Siti Nurbaya tidak hanya memanja telinga lewat kekayaan musik dan merdunya nyanyian para pemain, mata penonton pun terhibur dengan koreografi indah dari Dede Syahputra, kostum menarik, set dinamis, dan atraksi akrobat dan ilusi. 

Kostum-kostum para pemain yang dirancang sendiri oleh Denny tampak meriah dalam warna-warni dan kilau glamor yang tidak meninggalkan pakem busana ala Minang.

Para penari dari DMEntertainment memeriahkan panggung dalam tarian kekinian maupun tradisi.

Atraksi akrobat memakai tali ayunan (sling) dan penari-penari bersalto di beberapa adegan dimasukkan dalam drama ini agar penonton semakin terhibur.

Nilai tambah lainnya adalah efek ilusi dari Demian yang diselipkan dalam adegan-adegan krusial yang membuatnya menjadi makin berkesan.

Drama musikal ini digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Cikini pada 29-30 Maret 2014 pukul 15.00 dan 19.30 WIB. 

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014