Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti Universitas Birmingham mengatakan ketika seseorang sangat cemas, maka kepala dan hati orang itu bereaksi berbeda.

Dalam penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Psychosomatic Society ini, orang dengan tingkat kecemasan tinggi merasa bertanggung jawab terhadap tugas dan cara tubuh mereka merespon tugas tidak berhubungan satu sama lain.

Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti dari Fakultas Olah Raga dan Ilmu Rehabilitasi, Universitas Birmingham, mengukur rata-rata tingkat kecemasan 180 orang remaja, lalu mencatat detak jantungnya saat istirahat dan mengerjakan tugas yang membuat stres, seperti tes matematika di bawah tekanan waktu.  

Dalam percobaan ini para peneliti menggunakan perbedaan antara denyut jantung partisipan selama mengerjakan tugas dan istirahat untuk menentukan respons biologis mereka yang sebenarnya.

Hasil percobaan menujukkan orang yang dalam kesehariannya sangat cemas mengalami gejala somatik lebih tinggi.  Detak jantung mereka kencang seperti dalam balapan segera sebelum dan sesudah mengerjakan tugas.

Namun, sebenarnya, tidak ada kaitan antara respons biologis orang terhadap stres dan gejala somatik selama stres. Kemudian, tidak ditemukan hubungan respons biologis orang dengan cemas pada umumnya.

Para peneliti mengungkapkan, orang-orang dengan kecemasan umum lebih tinggi merasa kurang dalam kontrol, berpikir lebih buruk saat mengerjakan tugas dan meiulai  tugas yang diberikan membuat stres, padahal tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dan kinerja.

"Memahami diasosiasi ini penting untuk engobati kondisi seperti gangguan kecemasan umum dan gangguan stres pascatrauma,' ujar Ketua penelitian ini, Dr Annie Ginty seperti dilansir Medical News Today.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014