Spanyol relatif lama bercokol di peta gelanggang sepak bola global, karena mereka mengandalkan kebersamaan yang kental, bukan individualisme yang serba kering kerontang.
Jakarta (ANTARA News) - La Furia Roja, ketika bersarang di Grup B Piala Dunia 2014 bersama Chile, Belanda, dan Australia, meminjam kosa kata mereka yang sedang kasmaran, kemudian merujuk kepada rangkaian kata "yang pahit-pahit nikmat", bahwa persahabatan tidak jarang mirip-mirip berteman tapi mesra.

Timnas Spanyol di bawah asuhan pelatih gaek, Vicente Del Bosque menyadari bahwa memenangi tiga turnamen berskala digdaya bagi negeri Matador bukanlah hal yang abadi, sama halnya seperti persahabatan antara dua orang yang saling mengasihi dan saling memerhatikan tidaklah bersifat kekal selamanya.

Sebagai tim yang digadang-gadang bakal dikaruniai predikat sebagai kampiun dunia di pesta Bola 2014, publik semesta bola terlanjur kelewat sayang dengan sepak terjang sepak bola Spanyol, yang salah satunya diwakili oleh Tiki-taka sebagaimana diusung oleh Barcelona.

Del Bosque sedari awal sudah mengisyaratkan bahwa Spanyol tidak sebatas hanya Tiki-taka yang mengandalkan operan-operan pendek dengan aliran bola-bola yang cepat.

Bahaya mengintai, kalau saja Spanyol dilekat-lekatkan dengan Tiki-taka, maka itu artinya mengerdilkan La Furia Roja hanya sebatas Tiki-taka.

Kalau diibaratkan persahabatan, maka Tiki-taka tidak boleh terlalu dekat dengan gaya permainan Spanyol. Bukankah pujangga Voltaire pernah berujar, "Oh Tuhanku, lindungilah aku dari teman-temanku. Kalau musuh-musuhku, aku sendiri bisa menanggulanginya."

Yang paling ditakutkan Spanyol bukan lawan-lawan yang menghuni Grup B, misalnya Belanda, melainkan nada dasar Tiki-taka dalam orkes simponi La Furia Roja.

"Spanyol bukan semata tiki-taka, meski dalam sepak bola diperlukan dan dituntut operan dengan aliran bola-bola cepat. Toh, sepak bola bukan semata mengandalkan operan. Untuk itu kami akan menyusun komposisi pemain, antara pemain muda dengan pemain berpengalaman," kata Del Bosque.

Implikasinya, pelatih berpengalaman itu mengingatkan bahwa upaya antisipasi tetap diperlukan terhadap orang-orang sekitar yang menyebut diri sebagai teman atau sahabat dekat.

Dengan dan bersama sahabat, atau teman tapi mesra, berbagi sukacita layaknya saling bertukar percaya bahwa ada sesama pemain dalam skuad sendiri yang setia menanti aliran atau operan bola. Aliran bola Tiki-taka berakar dari saling pengertian antar sesama pemain yang telah terjalin relatif lama.

Tembang Tiki-taka bukan semata tembang bertajuk teman tapi mesra melainkan syair berbunyi "ku akan selalu menjadi sayap pelindungmu. Saat duniamu mulai pudar, aku hadir bersamamu, meski mimpi terasa mulai jauh."

Spanyol mendulang puja-puji seantero, lantaran berisi sederet pemain nomor wahid. Mereka memenangi Euro 2012. Menghadapi Piala Dunia 2014, mereka bertekad membongkar mitos yang menyebutkan bahwa tidak ada tim asal Eropa yang mampu keluar sebagai juara dunia yang dihelat di Amerika Selatan.

Apa yang menjadi keunggulan timnas Spanyol? Ketika menapaki persahabatan, tidak jarang keberadaan pihak ketiga membuat tali temali persahabatan cenderung hangat.

Rivalitas kerapkali menjadi bahan bakar dari setiap persahabatan. Dengan menjalin persahabatan yang lekat, kedua insan tidak ingin saling membuat pulaunya sendiri-sendiri.

Sifat persahabatan yang sejati, memberi ruang seluas-luasnya kepada masing-masing pihak untuk berkembang sesuai kata hati. Begitu pula, dengan formasi permainan Spanyol yang mengandalkan penguasaan bola. Itu artinya, masing-maing pemain diberi keleluasaan bergerak untuk mencari ruang guna menembus pertahanan lawan.

Spanyol tidak lagi bermerk tim Matador. Spanyol kini berjuluk raja determinasi dengan ngotot mendominasi dan memenangi perebutan dan pertarungan bola di lapangan tengah.

Spanyol telah demikian relatif lama bercokol di peta gelanggang sepak bola global, karena mereka mengandalkan kebersamaan yang kental, bukan individualisme yang serba kering kerontang.

Spanyol mengandalkan formasi 4-3-3, dengan mendapat dukungan arus serangan dari full-bek Jordi Alba dan Alvaro Arbeloa yang dapat bermetamorfosis menjadi pemain sayap serba cepat. Keduanya siap menusuk dari sisi sayap kemudian melepas bola-bola akurat langsung ke jantung pertahanan lawan.

Bek Tengah Sergio Ramos dan Gerard Pique tidak jarang beroperasi masuk ke wilayah lapangan tengah lawan. Para striker tinggal menanti penuh harap saat tepat mengeksekusi bola-bola umpan dari sesama rekan pemain di kotak penalti lawan.

Selain kebersamaan, Spanyol menghidup elemen dasar dari persahabatan, yakni memberi surprise. Bila sahabat atau pujaan hati berulangtahun, maka surprise menjadi kata kunci untuk menghangatkan jalinan pertemanan.

Spanyol diberi gelandang-gelandang bertalenta dengan kemampuan di atas rata-rata. Sebut saja, Xavi, Andres Iniesta, Sergio Busquets, Cesc Fabregas, Xabi Alonso, Juan Mata, David Silva, Javi Martinez, dan Santi Cazorla. Ini belum termasuk bintang-bintang muda di barisan Spanyol U-21, yakni Isco, Asier Illarramendi dan Thiago Alcantara.

Gelandang-gelandang Spanyol dikasihi oleh Dewa Zeus, karena merekalah sahabat-sahabat anugerah ilahi bagi keindahan altar sepak bola.

Ketika para pemain bintang Spanyol bernyanyi diiringi alunan denting harpa, maka mereka melantunkan syair kekal dari sebuah persahabatan yang berbunyi, "aku bisa mengetahui siapa saja orang yang memang mencintai dan mengasihi dengan sepenuh hati".   

Isco, gelandang ini demikian bersinar bagi Malaga di ajang Liga Champions musim lalu. Manuel Pellegrini pernah mengincar pemain ini. Rayuan Manchester City tidak mempan, dan ia tetap memilih Real Madrid sebagai tempat berlabuh.

Thiago Alcantara, dan Manchester United yang kini sedang terpuruk di planet sepak bola domestik, sangat mendambakan bintang Spanyol U-21 ini. Akhirnya toh, ia memilih terbang ke Bayern Muenchen dari Barcelona mengikuti pelatih Pep Guardiola.

Spanyol bukan tanpa cacat. Kalau filosof Yunani klasik, Sokrates menegaskan bahwa setiap orang memiliki seleranya sendiri-sendiri, maka La Furia Roja memilih jalannya sendiri sebagai skuad yang kurang memiliki penjaga gawang handal.

Iker Casillas kenyataannya jarang dimainkan Real Madrid pada 2013 ini, sementara ada lubang di lini bek tengah yang masih menganga yang bukan tidak mungkin bakal dihajar habis-habisan oleh barisan depan lawan.

Siapa yang bakal berperan krusial sebagai striker? Hampir tidak ada kandidat mumpuni yang siap berperan menempati posisi ini. Del Bosque cenderung menurunkan pemain dengan jam terbang tinggi, bukan justru pemain muda.

Sergio Ramos? Spanyol perlu mencari bek tengah alternatif yang dapat menggantikan Ramos bila suatu ketika ia mengalami cedera. Turun membela timnas Spanyol dalam 115 pertandingan saat berusia 27 tahun, ia menunjukkan diri sebagai pemain papan atas.

Ketenangannya mengantisipasi pergerakan lawan, dan kejeliannya menutup lubang pertahanan timnya menjadi nilai tambah Ramos. Hanya saja, ia belakangan ini mendapat sorotan miring dari Presiden Real Madrid Florentino Perez dan pelatih Carlo Ancelotti.

Salah satu nama yang patut mendapat perhatian, yakni Diego Costa. Lahir di Brasil meski ia memilih menjadi warga negara Spanyol, pemain ini diharapkan terus melesat sebagai striker masa depan skuad Samba, bila ia memang dipercaya Del Bosque.

Duel menawan di grup B ini, yakni Spanyol melawan Belanda. Diharapkan pertandingan ini berjalan sengit dengan jual beli serangan. Belanda akan turun dengan memori manis "total football" yang mengundang kecintaan dunia akan sepak bola ofensif.

Yang diharapkan, ketika menyaksikan Spanyol bertanding, jangan sesekali maracau seperti orang-orang ganjil berjual beli persahabatan demi segepok uang imbalan.

Yang diperlukan dalam persahabatan, hanyalah ajakan merayakan hidup dengan bernyanyi bersama bahwa "aku akan senantiasa ada untukmu".

Spanyol ada di langit Brasil 2014 sebagai ungkapan sejati dari seluruh persahabatan bahwa "aku bisa tahu apakah dirimu memang sungguh-sungguh mau bersahabat atau sekedar teman tapi mesra".

Spanyol adalah untaian puisi persahabatan.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014